JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Menjelang 100 hari kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi-Armuji tepat diulang tahun kota Surabaya 94 hari. Untuk ke 100 harinya itu sekitar tanggal 6 atau 7 Juni 2021 nanti.
Menyikapi 100 hari kinerja Wali Kota dan wakil Wali Kota terpilih, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilai kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. 100 hari kerja kinerja Wali Kota sudah ada tren peningkatan dan dirasakan masyarakat saat ini, utamanya terkait dengan pelayanan publik.
Eri-Armuji dianggap berhasil membangun karakter pegawai untuk melayani mulai dari tingkat eselon 2, OPD, tingkat dinas, hingga tingkat Kelurahan, ucap Reni.
“Hal ini yang menonjol trennya dan dirasakan masyarakat, utamanya terkait dengan pelayanan kesehatan. Yang kemaren diluncurkan yakni Jaminan Kesehatan Semesta. program ini menjawab beberapa persoalan masyarakat untuk berobat,”kata dia.
BACA JUGA:
Untuk program pelayanan kesehatan patut diberikan apresiasi jempol dua. Selain itu lanjut Reni soal layanan Kependudukan yang dulunya butuh waktu beberapa hari. Dengan program One Day Service mampu menyelesaikan persoalan kependudukan dalam sehari. Tidak lagi butuh keengadilan, cukup ditingkat Kelurahan bisa terselesaikan.
“Ini juga yang perlu kita berikan apresiasi dengan program one day service permasalahan kependudukan sudah ada peningkatan dibandingakan dengan Wali Kota yang lama,” kata Politisi PKS ini.
Terkait penanganan masalah covid-19, terlihat juga ada peningkatan cara penenganannya dibanding masa Wali Kota yang lama. Penangan covid-19 sudah ada peningkatan cuman trennya belum melonjak, utamanya soal vasinasi, tracing dan swab, sambungnya.
“Pemulihan ekonomi dimasa covid ini yang mengalami tren penguatan walau masih belum terlihat melonjak secara signifikan, tapi sudah mengalami penguatan trennya,” urai dia.
BACA JUGA:
Penangan UMKM masih membutuhkan proses, karena saat ini masih dalam kondisi pandemi. Tapi ada beberapa yang sudah baik dan mendapat perhatian Wali Kota baru, imbuhnya.
Namun ada beberapa catatan pada problem masyarakat utamanya problem sosial yakni tingkat pengangguran yang masih tinggi. Ini juga menjadi PR Wali Kota dan Wakil Wali Kota baru yang sampai saat ini menjadi problem sosial masyarakat.
Reni menambahkan, promblem lainnya soal PPDB dan problem pendidikan merupakan problem masyarakat yang sering muncul saat penerimaan siswa baru setiap tahun. Bulan Juni ini adalah PPDB pertama wali kota baru, ada dua persoalan dimasa PPDB yang dihadapi wali kota baru.
“Yang pertama soal masih belum meratanya sekolah negeri disetiap kecamatan, sehingga warga yang ditempatnya tidak ada sekolah negeri tidak bisa memasukkan anaknya disekolah negeri. Persoalan yang kedua adalah ketimpangan pemerataan siswa antara sekolah negeri dan sekolah swasta,” tutur dia.
Diharapkan dimasa Wali kota baru kedua persoalan untuk segera diatasi sehingga proses PPDB bisa berjalan dengan baik. Terkait dengan infrastruktur, ini masih dalam kondisi pandemi jadi infrasturktur juga belum berjalan. Transportasi juga belum tersentuh, diharapkan nanti Bus Surabaya dari palt merah menjadi plat kuning dan masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan tiket botol plastik bekas maupun dengan pembayaran dengan uang cash, terangnya.
“Catatan lainnya yakni soal banjir, banjir dari informasi yang saya dapat masih terjadi di Surabaya. Kemaren saya mendapat informasi banjir di Greges, ada warga terdampak sekitar 150 KK,” kata Reni.
Masyarakat Surabaya semakin cerdas dan tahu mana wali kota dan wakil wali kota Surabaya yang benar kerja sesuai dengan janji-janji dimasa kampanye. Tidah hanya dewan yang memantau tapi peran masyarakat turut serta bisa memantau dan turut mengawal kinerja wali kota dan wakil wali kota Surabaya terpilih, tukas Reni. (JB01)