JURNALBERITA.ID – SURABAYA, DPRD Surabaya mendapati satu persoalan yang merata dialami sejumlah warga Surabaya di tengah pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19 ini. Nyatanya, masih ada sebagian besar masyarakat belum seutuhnya pulih segi pendapatan dan kebutuhan hidupnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony mengungkapkan, pihaknya telah menemukan beberapa persoalan paling krusial di masyarakat setelah melewati masa resesnya beberapa hari lalu.
Persoalan paling krusial yang ia temukan dalam satu pekan, adalah masalah kondisi situasi ekonomi masyarakat yang jatuh karena dihadapkan dengan persoalan persoalan yang sulit.
“Yang kami temukan seperti pedagang menjalani situasi berat, pendapatan menurun apalagi kebutuhan hidup tetap bahkan meningkat,” urai penasehat Fraksi Gerindra ini, Sabtu (07/11/2020).
BACA JUGA :
- Debat Pilkada Surabaya 2020, Pengamat : Pemaparan Visi-Misi Miliknya Paslon MAJU
- Legislatif : Mendagri Tegur ASN Supaya Netral Di Pilkada Surabaya 2020
Menurut Thoni, kondisi yang berimplikasi kepada kondisi ekonomi yang terhimpit ini menjadi sebuah persoalan yang dianggap paling krusial untuk dicarikan solusi tepat bersama Pemkot Surabaya.
“Ini perlu mendapatkan penanganan cepat dari pemerintah kota,” ujar dia.
Dia menyatakan, akan membawa persoalan ini melalui mekanisme kedewanan, sehingga pihaknya harus merumuskan pokok pikiran.
“Harus kita paripurnakan setelah itu disampaikan ke pemkot, baru dimasukkan dalam progam pembangunan ke depan di tahun 2022 akan dilaksanakanatau minimal PAK tahun 2021,” urai Thony.
Tapi bagi pandangan dia, mumpung Pemerintah Kota masih dalam tahap penyusunan APBD tahun 2021, maka pihaknya mendorong pemerintah kota menterjemahkan dan melaksanakan pemulihan ekonomi.
“Kami mendorong kepada pemerintah kota agar betul betul menterjemahkan dan melaksanakan pemulihan (ekonomi) ini,” tutur Thony.
BACA JUGA :
- Debt Collector Kembali Berulah, Tarik Mobil Ditengah Masa Pandemi Covid-19
- KPSIS Tanggapi Pernyataan Resmi Pemkot Surabaya Terkait Surat Ijo
Soal payung hukum, ia menjelaskan, bisa berlindung kepada pemerintah pusat tentang pemulihan ekonomi nasional, terhadap usaha tersebut, menurutnya, yang ada dibawah bisa melakukan dengan kreatif dan inovatif.
Sehingga, ekonomi tidak sampai terpuruk, tetapi cukup dengan kondisi sekarang saat ini bisa membaik kembali tanpa harus menunggu waktu yang sekarat ekonominya.
Thony mendorong, Pemerintah Kota bisa menyelesaikan persoalan ekonomi dengan cepat. Sebaliknya, lanjut dia, kalau tidak bisa, tidak usah menutup-nutupi kekurangan kekurangannya. Mereka bisa melibatkan pihak lain supaya bisa membantu dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi itu.
“Kami tawarkan kepada pemerintah kota membentuk salah satunya Dewan Pemulihan Ekonomi Kota Surabaya yang independen,” kata Thony.
Penawaran Pembentukan Dewan Pemulihan Ekonomi Kota Surabaya, menurut ia, Pemerintah Kota bisa memilih atau menunjuk dari beberapa pihak yang bersikap independent untuk dibentuk. Namun juga diberikan target kerja yang jelas.
Pertama, ia menjelaskan, bagaimana merumuskan ekonomi masyarakat terselamatkan, kedua bagaimana melakukan pemulihan ekonomi dan ketiga menuju normalisasi ekonomi.
“Dari langkah langkah itu mereka membedah apa yang akan dilakukan,” papar Thony.
Untuk itu, pihaknya berharap, mereka bisa mendapati data yang akurat tentang situasi ekonomi Kota Surabaya terupdate dengan situasi sekarang, dan memisahkan ekonomi bawah, menengah dan ekonomi kelas atas.
“Karena 3 lapis ini sama sama terkena dampak pandemi covid-19,” katanya.
Untuk skala prioritas, pihaknya ekonomi bawah lebih dahulu diutamakan karena satu satu tereatment atau formula. Kemudian langkah apa yang perlu diambil.
“Misalkan, mengklaster mereka bergerak dalam bidang apa, seperti bidang kuliner, budaya atau bidang lainnya dan ini menurutnya perlu dituntaskan. Terhadap mereka diberikan stimulus atau bantuan seperti apa, ini harus kita pikirkan baru kemudian melangkah pada tahapan tahapan selanjutnya,” tutup Thony. (ADV/JB01)