JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Pemerintah kota Surabaya menyampaikan Laporan Keuangan Pertanggungjawaban Wali Kota Surabaya dalam rapat Paripurna yang digelar, Kamis (28/05).
Secara kuantitatif capaian program pemerintah kota (Pemkot) Surabaya sudah baik dan tercapai. Namun, masih ada yang menjadi catatan dewan yang perlu ditingkatkan dan menjadi zoom lebih detail perbaikannya dipenghujung masa bakti Wali Kota Surabaya.
LKPJ ini termasuk yang menentukan dalam masa bakti berakhirnya kinerja Wali Kota Surabaya. Secara umum ketercapaiannya sudah baik.
Nanti Pasus lebih menekankan lagi terhadap laporan program kinerja tahun 2019 yang menjadi pijakan untuk program kinerja 2020.
Apalagi dipenghujung masa bakti Wali Kota ada masa pandemi seperti sekarang. Tentunya akan mengganggu program kerja di tahun 2020.
BACA JUGA :
- Overload Sejumlah Rumah Sakit Di Surabaya Batasi Pasien Covid-19, Budi Leksono : Jangan Buat Masyarakat Tambah Resah
- Overloadnya Pasien COVID-19 Di Rumah Sakit, Ditanggapi Dokter Akmarawita Kadir, M.Kes, AIFO
- Overload Pasien COVID-19, Sejumlah Rumah Sakit Di Surabaya Kewalahan & RSUA Hentikan Penerimaan Pasien Covid-19
Ketercapaian program di tahun 2019 memberikan sumbangsih yang sangat besar selama kepemimpinan 5 tahun yang dijalankan Wali Kota Surabaya. Utamanya terkait dengan indek pembangunan manusia, Surabaya tertinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur, disampaikan Wakil ketua DPRD Kota Surabaya dari fraksi PKS, Reni Astuti.
“Seperti yang disampaikan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, secara kuantitatif sudah cukup baik. Seperti adanya peningkatan indek pmbangunan manusia dengan program yang memberikan kesempatan terbuka untuk berusaha. Misalnya UMKM bertumbuh, yang mana banyak masyarakat Surabaya mulai membangun usaha dan entrepenuer, dengan terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat Surabaya,” ujarnya.
Politisi perempuan PKS ini juga menyebutkan bahwa peningkatan indek pembangunan manusia dinilai sudah berhasil. Akan tetapi, itu baru dilihat secara kuantitatif. Namun, harus juga diimbangi secara kualitatif real dilapangan.
Pencapaian yang lain, sambung Reni adalah capaian kuantitas infrastruktur yang dijalankan Pemkot. Peningkatan capaian kuantitatif infrastruktur sudah sangat baik.
“Cuman yang saya tekankan, dengan meningkatnya kuantitatif harus berdampak terhadap warga sekitar pembangunan infrastruktur itu sendiri. Ini perlu menjadi catatan kita, agar pembangunan infrastruktur itu bisa memberikan efek kesejahteraan bagi warga sekitar. Karena akses pembangunan itu sendiri harus bisa membangkitkan ekonomi warga,” urainya.
Kalau ini berjalan dengan baik, maka akan mampu mengentaskan kemiskinan dan penggangguran
Reni menambahkan, dari tingkat angka pengangguran secara angka kuantitatif ada peningkatan untuk pengentasan kemiskinan. Dua hal yang menjadi zoom dari LKPJ yang disampaikan Wali Kota Surabaya, yakni indek pembangunan manusia dan infrastruktur.
“Yang patut diapresiasi oleh kita adalah soal layanan publik. Surabaya sudah bagus dalam memberikan layanan pada masyarakat,” tukasnya.
Soal pendidikan ada dua hal yag menjadi cacatan, yaitu soal kualitas pendidikan dan akses elektabilitas pendidikan, imbuhnya.
Terkait konteks kualitas pendidikan, ada pendidikan formal dan ada pendidikan non formal (pembangunan metal karakter anak, red), tutup bakal calon Wali Kota Surabaya 2020 ini. (JB01)