
JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Dalam rapat dengar pendapat (Hearing) terkait pelaksanaan proyek kampus II Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya masih belum ada titik temu.

Pasalnya warga Gunung Anyar terus mempermasalahkan keberadaan proyek tersebut.
Sementara, pihak Dinas Lingkungan Hidup mengancam akan mencabut rekomendasi Amdal yang dikelurkan jika pihak PT Adhi Karya tidak bisa menyelesaikan permasalahan dengan warga sekitar.
BACA JUGA :
- Laila Mufidah Minta Pemkot Lakukan Rapid Test Gratis Jelang Dibukanya Kembali Pesantren
- Catatan Redaksi : Kebijakan Pemkot Sebelum Masa PSBB Dilaksanakan Di Surabaya
- Catatan Reni Astuti : Ketidakefektifan Pelaksanaan PSBB Di Surabaya Jangan Terulang Dimasa Transisi
- Komisi A Minta Proyek Kampus II UINSA Dihentikan Sementara
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni menjelaskan, Dinas Lingkungan Hidup akan mencabut rekomendasi Amdal yang pernah dikeluarkan. Pasalnya, pihak PT Adhi Karya dengan warga Gunung Anyar belum ada titik temu sampai hearing tadi.
“Karena rekomendasi itu keluar salah satu poin dasarnya adalah keikut sertaan masyarakat dalam masa pembangunan, sementara ini kan enggak,” ujarnya, Rabu (10/6) ditemui diruang Komisi A DPRD Surabaya usai Hearing.
Thoni, sapaannya, meminta pihak UINSA turun tangan dalam memediasi warga dengan pihak pelaksana proyek. Sehingga ancaman pencabutan rekomendasi Amdal tidak terjadi yang bisa mengganggu pelaksanaan proyek.
“Kami menunggu hasil pertemuan dan kesepakatan warga dengan PT Adhi Karya,” ucapnya.
Ketua Fraksi Golkar ini mengatakan, hasil hearing dewan dengan PT Adhi Karya, pimpinan proyek belum memberikan keputusan apapun dengan alasan masih mau berkonsultasi dengan direktur PT Adhi Karya. Sehinggan kompensasi yang diharapkan warga belum beres.
“Kompensasi belum ada, hanya sosialisasi saja, belum ada realisasi,” terangnya.
Thoni mengatakan, warga Gunung Anyar menginginkan bisa bekerja dalam proyek tersebut.
Dua bulan lalu ada warga yang melamar menjadi satpam, namun belum ada respon dari pihak PT Adhi Karya.
“Saat saya tanya ke pimpronya, ada 400 yang bekerja di sana, 20 orang saja dari warga gunung anyar masak ngak bisa,” tandasnya. (JB01)