JURNALBERITA.ID – PAMEKASAN, Merebaknya kabar soal telur busuk yang dislaurkan pada bantalan bantuan sosial untuk pedagang kaki lima (PKL) terdampak Covid-19 di Kabupaten Pamekasan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Front Aksi Massa (FAMAS) akan menelusuri penyebabnya.
Bantuan Sosial untuk PKL yang disalurkan itu diduga berupa telur busuk. Namun tak hanya telur busuk saja yang diberikan kepada PKL. Disinyalir ada juga telur sintetis, telur berulat serta beras yang tak layak konsumsi (Banyak Kapang, red).
BACA JUGA :
- Disambati Warga Sidotopo Wetan Terkait Status Fasum, Wawali Whisnu Sakti Buana Temui Warga
- Reni Astuti Bantu fasilitasi Tiga Anak MBR Surabaya Yang Belum Mendapat Sekolah SMA/SMK
- Putus Rantai Pandemi, Wawali Whisnu Sakti Galakkan Kerja Bhakti Kampung
Salah satu PKL, Mohtar pada jurnalberita.id mengatakan, bahwa dirinya merasa kecewa atas bantuan tersebut. “Masak kami menerima bantuan berupa telor yang sudah busuk, beras tak layak konsumsi, bahkan diduga ada telor sintetis serta telur yang berulat,” terang Mohtar, Selasa (21/07) di Pamkekasan Madura, Jawa timur.
Kenapa telurnya busuk, berasnya tak layak dikonsumsi, bahkan juga ada telur sintetis, imbuhnya.
Sementara, LSM FAMAS, Abdus Marhaen Salam, menyayangkan atas kejadian ini, dirinya turut prihatin terhadap PKL yang menerima bantuan berupa telor yang sebagian sudah tak layak konsumsi.
“Saya sangat menyayangkan kejadian ini, saya jadi prihatin sama PKL. Ini perlu ditelusuri apa penyebabnya, masak bantuan yang diberikan berupa telur busuk. Jelas PKL yang menerima bantuan ini sangat kecewa,” ujar Abdus Marhaen.
Kesempatan berbeda, Fatah selaku Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pamekasan, yang mendistribusikan bantuan tersebut, saat di konfirmasi melalui pesan WhatsApp nya.
“Program bantuan sosial untuk PKL, yang dilakukan sudah kami upayakan semaksimal mungkin. Supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ucap Fatah.
Penyaluran relatif sangat terlambat di tahap II ini, hal ini dipengaruhi oleh langkah dalam melakukan sinkronisasi dan verifikasi data PKL, agar terhindar dari double penerimaan, terangnya.
Oleh karenanya, pengadaan sembako oleh pihak penyedia yang sudah dilakukan untuk menjamin ketersediaan lebih awal, dan penyalurannya tertunda. Karena, tutur Fatah, langkah dan proses diatas mengakibatkan kualitas jadi terganggu.
“Kami mohon maaf, atas kekurangan sempurnaan ini, dan pihak penyedia menjamin tidak ada telur sintetis. Karena dibuktikan dengan adanya telur busuk itu, kalau sintetis tidak mungkin busuk,” tegas Fatah. (1PK/JB01)