JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Keberadaan Kampung Tangguh yang digagas oleh Polda Jatim sebagai langkah untuk menekan penyebaran corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Kota Surabaya. Langkah ini menurut Ketua Fraksi partai Gokar DPRD Kota Surabaya dinilai sangat tepat.
Permasalahannya, keberadaan Kampung Tangguh tersebut kurangnya campur tangan dari pemerintah kota Surabaya. Utamanya dari satuan Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 kota Surabaya.
Harusnya kata Thoni, palang pintu pencegahan Covid-19 yang berupa ‘Kampung Tangguh’ itu mampu menekan angka penyebaran Covid-19 di Surabaya. Bukan seperti saat ini, penyebaran angka terkonfirmasi masih tinggi dan belum melandai.
“Oleh karenanya, saya meminta agar Pemkot Surabaya lakukan intervensi terhadap keberadaan Kampung Tangguh itu. Misalkan mensupport anggaran, ASN setingkat Camat dan Lurah turut meninjau, seperti yang dilakukan oleh Camat dan Lurah di Wilayah Rungkut yang aktif meninjau ‘Kampung Tangguh’,” terang Thoni, Rabu (24/06) di ruang Komisi A, DPRD Kota Surabaya.
BACA JUGA :
- Dikeluhkan Soal Bantuan Modal, Mahfudz Minta Pemkot Bantu Pelaku UMKM
- Jabat Ketua DPC, Lucy Langsung Tancap Gas & Siapkan Kantor DPC Demokrat Surabaya
- Incar Wakil Machfud Arifin, Begini Upaya Yang Dilakukan SAH
Thoni juga menyebut, kalau ini dilakukan secara masif diseluruh ‘Kampung Tangguh’ yang ada di Surabaya, maka kurva angka penyebaran Covid-19 cepat teratasi dan menurun.
“Saya juga melihat upaya Camat Sawahan yang turut aktif meninjau, bahkan Camat Yunus membentuk Komunitas warga dalam pencegahan Covid-19 ini,” jelasnya.
Jangan sampai lanjut anggota Komisi A ini, keberadaan Kampung Tangguh tidak membawah dampak yang berarti bagi Surabaya atas pandemi ini. Faktanya sekarang, kurva angka sebarannya masih tinggi dan belum melandai.
“Kalau ini tidak disupport pemerintah kota Surabaya, saya yakin orang-orang yang selama ini sehat, akan juga ikut terinfeksi. Ya karena penyebarannya masif, disaat kondisi fisiknya lemah jelas akan terpapar. Karena virus menyebar secara masif di Surabaya,” urai dia.
Politisi dengan background Lawyer ini, juga melihat kalau upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya sudah cukup baik. Namun demikian sambung Thoni, upayanya kurang fokus pada penanganan yang subtansial. Tapi lebih pada beretorika dan kurang menyentuh objek penanganan covid-19.
“Upayanya sudah cukup baik, cuman tidak fokus pada penangan pencegahan. Kalau boleh saya bilang Pemkot terlalu beretorika kemana-mana,” tukas dia.
Kampung tangguh diharapkan sebagai palang pintu utama terhadap menekanan penyebaran virus corona. Tapi imbuh dia, kalau kurang disupport, maka kampung tangguh hanya sebuah slogan yang tidak ada faedahnya bagi masyarakat perkampungan di Surabaya.
“Saya tekankan, agar Pemkot support anggaran buat Kampung Tangguh. Dana ada, Wali Kota Risma jangan pelit pada rakyatnya. APBD adalah uang rakyat yang harus dikembalikan lagi pada rakyat, dengan jalan mensupport anggaran untuk Kampung Tangguh, supaya pandemi ini cepat selesai,” pungkas Thoni. (JB01)