JURNALBERITA.ID – SUMENEP, Muhammad Ruslan pria 43 tahun terus gigih untuk menafkahi keluarganya. Walau dalam kondisi keterbatasan fisik, pria asal kepulauan kangayan – Kangean ini berkarya dengan menekuni seni perajin miniatur kapal pesiar.
Di desa Kayu Aro, Kecamatan Kangayan, Kepulauan Kangean ini tinggal seorang diri dengan keterbatasan fisiknya.
“Apa saja saya kerjakan di sini. Ya ternak seadanya, tanam sayur. Yang ini bikin miniatur kapal,” kata Ruslan kepada Kapolsek Kangayan Ipda Miftahol Rahman saat berkunjung di kediamannya.
BACA JUGA :
- Lucy Kurniasari : Belum Lolos Uji Klinis, Vaksin Sinovac Dipertanyakan
- Armuji Dipusaran Dugaan Korupsi Gedung DPRD, Sejumlah Pengacara Surabaya Desak Kejati Jawa Timur Untuk Memeriksa
Keahlian Ruslan dalam membuat miniatur kapal pesiar patut diapresiasi. Hasil karyanya bisa menopang hidupnya bahkan mampu menghasilkan karya unik bernilai dolar.
“Peralatan hanya cutter ini. Saya punya dua. Bahannya Rusak triplek seadanya, saya jual miniatur ini seharga Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta,” tutur Ruslan.
Dalam pembuatan miniatur kapal, dirinya menghabiskan waktu 15 hingga 30 hari untuk satu miniatur kapal. Tergantung besar kecil dan juga rumitnya desain.
“Jika miniatur kapal pesiar yang agak besar itu sampai sebulan. Kalau yang kecil seperti miniatur kapal perang ini sekitar dua minggu,” ucap Ruslan, sambil menunjukkan jenis miniatur kapal.
CAHNNEL JURNALBERITA
Diceritakannya, sekitar 2007, ia mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan tangan kanannya lumpuh, tidak bisa digerakkan sama sekali. Dia hanya menggunakan tangan kirinya untuk bekerja serabutan.
“Di desa ini, saya menempati tanah milik salah seorang warga yang dibangun gubuk bambu seadanya,” jelas Ruslan.
Selain bekerja serabutan, ia pun memelihara ayam dan menanam sayuran serta tanaman lainnya. “Pokoknya bisa untuk hidup dan jika ada sedikit rejeki bisa buat anak-anak di Kalimantan,” tuturnya.
Disamping itu, Ruslan juga mencoba membuat kerajinan dari tripleks. Bekal kepintarannya, ia merangkai miniatur kapal dengan alat seperti cutter, cat, dan lem, mampu mengkreasikan miniatur beragam kapal dengan bagus.
“Ada model kapal pesiar, kapal barang dan kapal perang. Dari kerajinan ini, Alhamdulillah ada rejeki dan sebagian saya kirim ke keluarga di Kalimantan,” terangnya.
Melihat kegigihan Ruslan, membuat hati Kapolsek Kangayan, Ipda Miftahol Rahman, terketuk. Ia bersama anggota langsung mendatangi bahkan akan membantu memasarkan produk karya miniatur kapal pesiar itu ke luar Kangean.
“Polri selalu membantu masyarakat. Nah kebetulan ini ada orang kreatif dengan keterbatasan fisik. Ya kita bantu memasarkan produk Pak Ruslan ini,” ucap Kapolsek Ipda Miftahol.
Dengan jaringannya, Kapolsek bersama anggota berupaya memasarkan hasil karya Ruslan tersebut. Baik kepada rekan sesama Polisi atau pihak lain seperti Dinas Sosial dan Dinas Koprasi dan UMKM Kabupaten Sumenep.
Bahkan, Kapolsek berharap pihak dinas atau instansi untuk dapat membantu. Karena diketahui selama ini belum pernah tersentuh bantuan apapun dari dinas terkait. Semoga bisa membantu orang baik dan kreatif seperti Pak Ruslan ini,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Team 16 Sumenep, Moh Fandari, SH sangat mengapresiasi terhadap gagasan Kapolsek Kangayan. Team 16 bersama Polri akan turut membantu memasarkan produk perajin miniatur kapal pesiar yang ada di Kepulauan Kangean.
“Kami Team 16 Sumenep berkomitmen untuk membantu memasarkan. Semoga bermanfaat bagi Pak Mohammad Ruslan khususnya, dan warga Kepulauan Kangean pada umumnya,” pungkasnya. (F4N/SN/JB01)