JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Ketewakilan perempuan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) kota Surabaya turut mewarnai pesta demokrasi yang akan diselenggarakan pada 09 Desember 2020 mendatang. Ada beberapa kandidat yang masuk dalam penjaringan Wakil Wali Kota Surabaya yang diusulkan untuk mendampingi Machfud Arifin sebagai calon Wali Kota Surabaya.
Beberapa nama sempat terpublis, diantaranya yang pasti adalah Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti yang diusulkan PKS. Ada juga yang belum resmi diusulkan seperti Siti Angraeini Hapsari (Demokrat) serta kerabat dari Gubernur Jawa Timur, Lia Istifhama.
Namun, keduanya masih menunggu usulan resmi yang disodorkan partai politiknya untuk mendampingi Machfud Arifin.
BACA JUGA :
- Reni Astuti Usulkan Guru Jangan Dibebani Biaya Rapid Test
- Mahfudz Anggap Pemberlakuan Jam Malam Kurang Efektif
Keterwakilan calon Wakil Wali Kota dari unsur perempuan ini sempat menjadi perhatian dari beberapa pengamat komunikasi politik, Suko Widodo (Unair) dan Surokim Abdussalam (Dekan Fisip Universitas Trunojoyo Madura) yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC).
Berikut ulasan keduanya, Suko Widodo menilai bahwa munculnya keterwakilan kaum perempuan sebagai calon wakil wali kota Surabaya yang akan mendampingi pak MA tentu menjadi daya saing yang menarik dalam Pilkada Surabaya 2020 nanti.
“Cuman saja, saya tidak mau menanggapi calon yang belum secara resmi diusulkan oleh partai politiknya. Saat ini yang resmi disodorkan partai politiknya hanya Reni Astuti yang resmi disodorkan PKS untuk menjadi Wakil pak MA,” kata Suko dihubungi melalui account WhatsApp nya, Rabu malam (08/07).
Suko mengatakan, Mbak Reni punya popularitas cukup tinggi. Lebih dari itu, ia selalu melakukan komunikasi publik yang Kontinyu pada masyarakat. Sehingga, hal ini akan lebih berpotensi mendulang dukungan suara signifikan kepadanya.
BACA JUGA :
- Reni Astuti : Kedudukan & Jabatan Harus Ditangan Bukan Dihati, Apapun Hasilnya Pasti Mudah Melepasnya
- Golkar Butuh Pemimpin Yang Visioner Seperti Arif Fathoni
“Dia layak diacungi jempol sebagai politisi yang menjalankan tugas kedewanan dengan baik dan amanah. Satu, Kehadirannya dalam even-event kemasyarakatan. Dua, Kesediaannya menyediakan info ke media massa. Opininya juga sangat rasional. Pembawaan tenang dan sederhana,” tuturnya.
Sambung Suko, masyarakat Surabaya sedang butuh figur sederhana, tapi mau hadir ditengah-tengah masyarakat. “Mbak Reni memang patut diperhitungkan oleh pak MA untuk mendulang suara kemenangan bagi kubunya pak MA,” ucap Suko.
Kesempatan berbeda, peneliti senior SSC, Surokim Abdussalam menyampaikan, momentum Pilkada di era pandemi ini sebenaranya menguntungkan untuk kandidat perempuan. Hal ini terkait dengan nurturant politic (politik mengayomi).
Biasanya pemimpin perempuan lebih empati dan mengayomi, tentu itu cocok untuk kepemimpinan politik di masa pendemi seperti saat sekarang.
“Saya pikir Bu Reni salah satu yang punya kapasitas untuk itu, modal sosial sudah dikantongi, simbolik dan juga personal yang baik. Saya pikir beliau termasuk stok politisi perempuan yang mumpuni,” terang Surokim.
Dekan Fisip UTM ini juga mengatakan, tinggal modal politik partainya yang perlu support. Karena interplay (tarik ulur) untuk kontestasi di koalisi yang gemuk juga tidak mudah.
Karena menurut Surokim, ada kepentingan untuk bisa menjaga soliditas partai pendukung. Memang semua akan berpulang pada komunikasi antar partai dan juga cawali yang diusung.
“Namun, menurut saya bu Reni termasuk salah satu kandidat yang mumpuni dan sudah teruji di kota Surabaya,” urai Surokim.
Lanjut dia, soal menghitung peluang, memang agak sulit, karena tautan interplay kepentingan juga relatif komplek.
Ada kepentingan parpol pengusung, ada calon walikota, dan tentu saja banyak faktor X lain yang kadang kala panggung belakang politik itu lebih menentukan.
“Diantara kandidat perempuan menurut saya bu Reni merupakan salah satu yang patut untuk diperhitungkan,” ucapnya.
Tipikal bu Reni adalah sosok yang jujur (integritasnya ok), pekerja keras, responsif, akseleratif dan juga progresif, imbuhnya.
“Menurut saya, bisa menjadi daya saing beliau untuk konteks daya saing personal di Pilkada Surabaya yang votersnya masih melihat tipikal Wali kota Surabaya yang dibutuhkan adalah Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang jujur dan pekerja keras,” tukas Surokim. (JB01)