JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Target seratus persen PDAM Surya Sembada Kota Surabaya di tahun 2018 untuk bisa memberikan layanan air bersih ke seluruh warga kota dipastikan tidak tercapai.
Seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman saat ini baru tercapai 98 persen dari target 100 persen layanan air bersih PDAM bagi warga Surabaya. Ada dua persen warga Surabaya yang belum medapatkan layanan air bersih dari PDAM.
“Dua persen sisanya yang tidak bisa kita capai ini adalah mereka yang kasusnya khusus. Mereka warga yang tinggal di kawasan ilegal, kawasan abu-abu,” kata Mujiaman, Sabtu (8/12).
Seperti di Perak, Simokerto, dan sejumlah wilayah yang lain. Kebanyakan warga yang tinggal di wilayah PT KAI, DInas Pengairan, dan juga wilayah pemerintah tidak bisa dimasuki PDAM. Sehingga mereka, warga di sana yang tidak memiliki hak milik atas tanah tidak bisa mengajukan pemasangan air PDAM.
Dan PDAM juga tidak bisa main pasang di wilayah terlarang. Lantaran dan prosedur pemasangan jaringan baru, ada ketentuan untuk memasang di wilayah yang jelas kepemilikannya.
Meski begitu Mujiaman mengatakan, PDAM tahun ini sudah berupaya keras untuk bisa menjangkau masyarakat yang ada di kawasan lahan abu-abu. Yaitu dengan melakukan pemasangan master meter melalui sistem kelompok swadaya masyarakat (KSM).
Menurut Mujiaman, banyaknya mastermeter yang dipasangan PDAM Surya Sembada tahun ini bahkan dua kali lipat jumlah mastermeter yang dipasang di tahun-tahun sebelumnya.
“Mereka kami jangkau dengan program mastermeter KSM. Bertahun-tahun kita biasanya pertahun hanya memasang sebanyak 20 mastermeter. Tahun ini kita memasang 50 mastermeer. Ini bukti bahwa kami serius uuntuk ingin menjangkau seluruh masyarakat yang butuh layanan air bersih,” kata Mujiaman yang juga alumnus Teknik Kimia ITS ini.
Ia juga menyebutkan masyarakat di kawasan Perak yang sempat ramai beberapa pekan lalu. Dimana ada ribuan warga yang tidak bisa mendapatkan layanan air bersih PDAM. Alasannya kampung mereka tertutup kawasan perindustrian dan pergudangan.
Dikatakan Mujiaman masalah itu bisa teratasi dengan melakukan pembicaraan dengan pihak terkait. Sehingga pipa PDAM bisa masuk dan memberikan layanan pada masyarakat di kampung tersebut.
“Saat ini kita ada 561 ribu pelanggan. Kita upayakan untuk memberikan yang terbaik. Dan tahun depan tentu akan ada banyak pelanggan baru kita upayakan untuk memberikan layanan yang optimal,” kata Mujiaman.
Tidak hanya itu, Mujiaman mengatakan di tahun depan PDAM Surya Sembada juga akan memasang target baru untuk perbaikan layanan air bersih di Surabaya. Sebab dari seluruh pelanggan, ada sebanyak 120 ribu pelanggan yang tingkat pemakaian airnya masih rendah. Artinya, layanan air mereka belum kontinyu 24 jam. Masalah kualitas kejernihan air juga akan ditingkatkan tahun depan.
Terutama bagi mereka yang letaknya jauh dari pipa utama. Tahun ini cukup banyak reservoar yang dibangun PDAM sehingga seperti wilayah utara dan barat diharapkan tahun depan juga lebih optimal.
Masalah kontinyuitas layanan dan kualitas layanan air PDAM yang masih bermasalah diakui oleh masyarakat Kampung Seng Kapasari. Pasalnya di kampung seng sudah dua bulan ini masyarakat tidak menerima layanan air PDAM. Air yang mengalir hanya waktu-waktu tertentu, itu pun hanya sedikit air yang diterima.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh warga Irawati, kampung seng gg 2. Irawati mengatakan air PDAM di kampung ini sudah tidak mengalir sejak bulan Oktober lalu. Sampai saat ini air di kampungnya masih bermasalah. Warga kampung ini terpaksa harus bergantung pada air geledek yang dijual oleh orang keliling.
“Sudah dua bulan begini, sudah lapor ke nomorp pengaduan dilempar-lempar terus. Perbulan bayar PDAM hanya Rp 20 ribu, tapi untuk geledek air bersih itu per hari 30 ribu,” kata Irawati.
Ia berharap ada respon yang cepat dari PDAM untuk bisa memberikan layanan yang baik pada pelanggan. Sebab jika tidak kunjung diperbaiki yang dirugikan adalah masyarakat Kota Surabaya.
Hal senada juga disampaikan oleh Hannik. Warga gang 2 Kampung seng Kapasari. Ia mengatakan kecewa dengan PDAM yang tidak bertanggung jawab pada pelanggan. Seharusnya juga ada tangki air bersih namun selama dua bulan ini warga hanya bertahan dengan iar geledek.
“Tolonglah, warga ini butuh air bersih, untuk mencuci, masak, mandi. Satu geledek sehari tidak cukup. Kami setiap bulan bayar air Rp 10 ribu, tapi kualitasnya ya begini ini lalu bagaimana,” pungkas Hannik. (JB01)