JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Rencana pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk kembali membuka sekolah secara tatap muka perlu pertimbangan yang matang. Pasalnya Surabaya masih tinggi penyebaran Covid-19.
Kalaupun rencana itu benar-benar mau diterapkan, maka Pemkot harus menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan secara maksimal, disampaikan anggota Komisi D DPRD Surabaya, Juliana Eva Wati.
BACA JUGA :
- Komisi A Jembatani Sengketa Tanah Warga Sabikereb Dengan PT Mahapura Jaya
- ISWI Jatim Mantapkan Dukungannya Ke Reni Astuti Sebagai Bacawawali Surabaya
- Komisi A Minta Pemkot Segera Cairkan Sisa Anggaran Pilkada Surabaya
Menurutnya, dengan dibukanya kembali pembelajaran tatap muka oleh Pemkot dikhawatitkan menimbulkan klaster baru sekolahan.
“Kebijakan ini ditakutkan akan merugikan siswa yang masuk sekolah, karena ditakutkan timbul klaster baru sekolah,” papar Jeje sapaan akrabnya, Selasa (11/08) digedung DPRD Surabaya.
Apalagi lanjut dia, pihak sekolah tidak bisa menjamin penuh faktor keamanan peserta didik dan karyawan, bisa benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
“Taruhlah peserta didik bisa menerapkan protokol kesehatan. Lalu apakah misal tukang kebun sekolah, penjaga sekolah bisa? Apakah ada jaminan juga mereka tidak terpapar?,” urai Jeje.
Terkait alasan sekolah kembali dibuka secara reguler, supaya siswa tidak terus melakukan pembelajaran Daring yang menjemukan. Cuman Jeje menekankan, agar tenaga pendidik bisa memberikan inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara Daring.
Sebab menurutnya, inovasi pembelajaran cukup penting agar peserta didik tidak merasa bosan dengan pelajaran yang diberikan.
“Guru harus ada inovasi pembelajaran daring. Tentunya agar siswa tidak bosan dalam belajar,” imbuhnya.
Dewan termuda di DPRD Surabaya itu menambahkan bahwa Surabaya belum memasuki zona hijau. Walaupun tingkat penyebaran Covid-19 cenderung melandai.
“Surabaya belum zona hijau. Ini kan masih bahaya toh?,” katanya.
Ditanya terkait SKB 4 Menteri yang sudah di revisi, bahwa zona kuning bisa melakukan pembukaan sekolah, Jeje masih membantah, bahwa Surabaya masih jauh dari zona tersebut.
Politi PAN ini 0mengatakan bahwa Surabaya masih masuk zona orange.
“Kita juga belum masuk zona kuning. Masih oren. Berarti kan masih tinggi penyebaran Covid-19 nya,” pungkasnya. (JB01)