JURNALBERITA.ID – SAMPANG, Akibat kesalahan prosedural teknis pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa (DD) masih menyisahkan permasalahan. Warga menuntut agar pembagian BLT itu sesuai dengan prosedural yang ada.
Buntut dari kesalahan teknis ini, H Slamet Ariyadi selaku Kepala Desa Asem Rajeh, Kec. Jrengik, Kab. Sampang, Madura, Jawa Timur, menjadi sorotan semua kalangan.
Pasalnya, BLT DD yang dibagikan pada masyarakat melebihi kuota penerima. Sebelumnya, data penerima bantuan itu telah mendapat persetujuan tokoh masyarakat setempat
BACA JUGA :
- BLT Dana Desa Disoal Warga, Kades Asem Rajeh : Saya Bertanggun-jawab Secara hukum
- Pasien PDP Di Sumenep Meninggal Dunia, Pemulasaran Jenazah Sesuai Protokol Covid-19
- Arief Fathoni : Pemimpin Itu Selalu Menarik Garis Lurus dari Setiap Titik Persoalan, Bukan Mengumbar Nafsu Amarah
Slamet Ariyadi mengungkapkan, setelah dirinya mendapat persetujuan dari tokoh masyarakat. Agar masyarakat yang tidak tercover sebaiknya juga mendapatkan bantuan.
“Dari data awal penerima bantuan sebanyak 187 KK, kini bertambah menjadi 374 KK sebagai penerima bantuan tersebut. Dimana masing-masing akan menerima bantuan senilai Rp 300 ribu per KK. Yang jelas saya nombo’i dari kocek pribadi. Tidak ada sedikitpun terbersit untuk memperkaya diri sendiri, ini piur untuk warga kami,” kata Riyadi sapaan Kades asem Rajeh, Senin (01/06) di Sampang.
Lanjut dia, bahwa pihaknya kemudian membenahinya dengan melakukan penyaluran kembali sisa senilai Rp 300 ribu bagi penerima BLT-DD murni sebanyak 187 KK. Jumlah penerima murni 187 KK tersebut diakuinya sudah dilakukan pendataan sebelumnya oleh perangkat desa.
BACA JUGA :
- Dirgahayu Surabaya, Wawali Whisnu Sakti : Surabaya Harus Bangkit Tuntaskan Pandemi Covid-19
- Sambang Kampung Tangguh Dupak Masigit RW 02, Tim Polda Jatim Apresiasi Inisiasi Budi Leksono
- Pengawasan Physical Distancing Longgar, Satpol PP Diminta Tutup WTC
“Penerima bansos BLT-DD murni di desa kami sebanyak 187 KK. Minggu kemarin, 31 Mei, kami salurkan kembali sisanya senilai Rp 300 ribu tanpa harus menarik kembali uang yang sudah terlanjur diserahkan kepada 187 KK. Dan penyaluran sisa uang Rp 300 per KK yang harus diberikan kepada 187 KK, saya bagikan dari dana pribadi. Saya berharap kesalahan pendataan ini menjadi maklum. Saya secara pribadi mengakui kesalahan kami dalam penyaluran tersebut,” terangnya.
Sementara, H Huzaini, tokoh muda Desa Asem Rajeh mengatakan, penyaluran bansos BLT-DD yang disalurkan oleh kepala desa setempat dimungkinkan karena faktor kurang pahamnya dari pihak perangkat desa. Sehingga penyalurannya sempat membuat gaduh masyarakat.
“Namun demikian, penyaluran bansos stimulasi covid-19 yang bersumber dari anggaran DD tersebut telah tersalurkan dengan baik,” ucap Huzaini.
Sabtu, 30 Mei 2020 kemarin, saat pembagian yang pertama sempat gaduh, karena nominalnya ada yang kurang. Tapi setelah dibenahi, kemudian pada hari Minggu (31/05) kemarin, pihak pemerintah desa kembali menyalurkan dana senilai Rp 300 per KK yang merupakan sisa dari 187 KK yang sudah masuk pendataan, tukasnya. (W4H/JB01)