JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Sikap kurang baik kerapkali ditampilkan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) pemerintah kota (Pemkot) Surabaya M Fikser pada insan media. Sikap arogansi Kabag Humas kali ini ditujukan pada reporter TV lokal JTV (Dewi) yang biasa melakukan peliputan di lingkup wilayah kerja Pemkot dan DPRD Kota Surabaya.
Sikap interfensi dan mengkebiri wartawan tidak hanya kali ini saja yang dilakukan M Fikser, namun Fikser juga kerap kali melakukan pelarangan peliputan pada sejumlah insan media, jika ada insan media tidak sesuai dengan arahannya sebagai Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya terkait peliputan.
Kali ini interfensi dan pengkebiran terhadap kebebasan pres dalam melakukan peliputan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Peliputan terhadap Wali Kota selama ini hanya bersifat pariwara (berita pencitraan) Wali Kota. Namun, saat ada pertanyaan dari awak media yang kurang berkenan yang ditujukan pada Wali Kota Risma yang mengkritisi kinerja Wali Kota, M Fikser bertindak sebagai taming (pelindung) Wali Kota Risma.
Dewi salah satu reporter TV lokal JTV mencetitakan kejadian itu pada rekan-rekan sejawat. Ia menceritakan, tadi waktu liputan kirab Banser di kediaman, mau masuk rumah kediaman, sama Fikser dijegat. Terus dia bilang “mbak Dewi, ibu tidak berkenan kalau ada Sampean,” ucap M Fikser, ditirukan Dewi.
Fikser juga menambahkan, “Mulai hari ini, mbak Dewi gak usah datang Kalau ada acaranya ibu,” kata Fikser.
Pelarangan liputan oleh Kabag Humas Pemkot itu disanggah oleh Dewi. Dewi pun mengatakan,” Ya, aq bilang sampaikan saja ke kantorku,” terang Dewi
Fikser pun akan berkirim surat ke kantor redaksi JTV di Graha Pena jalan A Yani Surabaya. “Iya, nanti kita kirim surat ke kantor Sampean (Dewi reporter JTV, red),” ujar Fikser.
Pengusiran terhadap Dewi terus mendapat dukungan oleh rekan-rekannya sesama wartawan. Begitu juga dengan sikap dan pernyataan tegas ketua Kelompok Kerja (Pokja) Dewan kota Surabaya Inyong Maulana.
Maulana menegaskan, kasus pengusiran saudara kita, Dewi saat melakukan tugas jurnalistik harus disikapi.
” Ya kita harus sikap tindakan Fikser itu,” celoteh Maulana dalam account Whats App nya.
Kejadian pelarangan peliputan oleh Kabag Humas Penkot Surabaya tidak hanya dialami oleh reporter Dewi. Tindakan M Fikser kerap kali melontarkan kata pelarangan peliputan jika mendapat mandat dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, ketika kurang berkenan dengan pertanyaan salah satu insan media. (has)