JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Proyek drainasse dibeberapa titik menjadi bahan evaluasi Komisi C DPRD Kota Surabaya. Lantaran dalam pelaksanaannya justru memunculkan keluhan masyarakat. Hal ini dipandang perlu langkah koordinasi sekaligus monitoring dengan mengundang Dinas terkait.
Ashri Yuanita Haqie, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya menyampaikan, bahwa pengerjaan drainase yang tak kunjung selesai bisa merugikan masyarakat setempat. Mulai dari keamanan dan kenyamanan berkendara, hingga pada aktifitas ekonomi.
“Backhoe kendaraan alat berat (escavator) yang terparkir sekian lama dipinggir jalan, itu jelas merugikan masyarakat. Dari sisi ekonomi, jalur Kedungmangu, Tenggumung adalah jalur utama yang juga banyak masyarakat berjualan disitu. Maka imbasnya perekonomian disana juga lumpuh,” ungkap Ashri di Surabaya, Kamis (14/11/2023) siang.

Politisi PDIP ini meminta agar Pemerintah Kota Surabaya, khususnya dinas terkait agar belajar dari pengalaman sebelumnya. proyek drainasse itu diperuntukkan pencegahan banjir dan perbaikan jalan. Jangan sampai malah menjadi polemik bagi masyarakat terdampak proyek tersebut.
“Banyak warung kopi dan orang berjualan makanan disana. Tidak adanya komunikasi antara kontraktor, sopir backhoe dengan pemilik warung di kawasan tersebut pada saat pengerjaan sehingga akan menimbulkan dampak yang merugi bagi mereka,” beber Ashri.
Ashri juga menerangkan, ketika pihak kontraktor ditegor, mereka justru mengatakan jika telah koordinasi dengan Ketua LPMK. Namun, saat ditanya ke pemilik warung atau toko di wilayah tersebut tidak ada komunikasi sama sekali dengan mereka.
“Harusnya bisa komunikasi sebelum ada pembangunan. Pelaksanaan pembangunan itu harusnya komunikasi dengan masyarakat. Baik dengan LPMK, RW dan RT setempat, bahkan dengan warganya,” saran Ashri.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat setempat bisa menyiapkan segala sesuatunya. Terutama dari sisi perekonomiannya. Ashri nenyampaikan bahwa pengerjaan proyek tersebut harusnya selesai September 2023. Namun karena sesuatu hal. Salah satunya karena tiang PLN velum dipindah. Maka pihak kontraktor memibta perpanjangan waktu hingga 60 hari ke depan.
“Maksud saya sebelum pembangunan sudah ada komunikasi dengan PLN. Sehingga saat pembangunan, tiang PLNnyasudah dipindah,” tegasnya.
Ashri berharap proyek tersebut bisa selesai sesuai rencana. Akhir Nopember 2023 adalah tenggat waktu seperti yang dijanjikan, harusnya sudah selesai.
“Sebab beberapa wilayah masih banyak komplain akibat banjir dan debu. Memang masih bisa dilewati. Tetapi masih banyak genangan disitu. Harusnya dinas terkait bisa memberikan solusi, bukan malah membebani masyarakat,” tutup Ashri Yuanita Haqie. (*JB01)