JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Ambrolnya jembatan Bambu ecowisata hutan Mangrove Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya menjadi sorotan Komisi C DPRD Surabaya. Pasalnya jembatan yang dibangun dari APBD Surabaya dengan menghabiskan anggaran sekitar 1,2 miliar rupiah untuk fasilitas pengunjung menikmati ecowisata hutan Mangrove. Jembatan yang konon berkonstruksi cor dan kawat baja mulai ndoyong alias mau roboh.
Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono memastikan pekan depan pihaknya akan menggelar hearing dengan menghadirkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya. Hearing akan digelar terkait nasib jembatan bambu di kawasan ekowisata Mangrove Wonorejo yang terbengkalai karena kondisinya sudah rusak parah.
“Ya, minggu depan akan kita panggil DKPP untuk hearing. Karena rancangan pembangunan dari Dinas Pertanian waktu itu,” ujarnya di Surabaya, Kamis (18/11/2021).

Legislator PDIP ini, ingin agar jembatan bambu yang mangkrak tersebut segera mendapat penanganan. Entah itu direvitalisasi atau pembangunan ulang. Namun dia meminta pembangunan yang akan datang harus mengedepankan kajian.
“Makanya kalau mau membuat jembatan bambu paling tidak itu harus ada atapnya. Selain sebagai dekorasi, juga untuk melindungi pengunjung kalau hujan atau panas, dan melindungi jembatan tentunya. Sehingga nampak bagus dan bertahan lama,” jelas Baktiono.
Ia mewanti-wanti, ke depan apabila pemkot merancang bangunan dari struktur yang rawan hancur seperti kayu ataupun bambu, maka harus diawali dengan memperhitungkan tingkat ketahanannya.
“Memang benar bahan dari bambu dan kayu itu nampak bagus dan artistik, tapi ya harus diperhitungkan ketahannya sampai kapan, juga harus diberi lapisan supaya tak termakan rayap,” tuturnya.
Di samping itu, pemilihan bahan juga tak boleh sembarang. Misalkan dari bahan bambu, maka yang digunakan bambu bongkotan. Atau jika dari bahan kayu, maka kayu ulin atau kayu besi bisa menjadi opsi.
“Memang meggunakan bahan dari bambu itu murah tapi rawan rapuh dan rapuh. Tapi kalau kayu ulin itu sangat sesuai diaplikasikan di kawasan Mangrove Wonorejo, karena hidupnya di air, jadi lebih tahan dan bagus. Hanya saja pengerjaannya sulit,” ungkapnya.(*HNR/JB01)
