JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Revitalisasi yang direncanakan oleh Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya terhadap pasar Tunjungan sejak tahun 2016 hingga saat ini belum juga terealisasi. Alotnya identifikasi permasalahan yang dilkakukan oleh pengelola pasar Tunjungan dibawah PD Pasar Surya , sehingga permasalahan pasar Tunjungan tidak bisa terselesaikan. Ini membutuhkan evot yang sangat besar dan menguras energy, ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A Hermas Thony usai beremu dengan para pedagang dan jajaran direksi PD Pasar Surya.
Menurutnya, permasalahan ini tidak akan bisa selesai dan gak bisa ketemu jalan keluarnya. Karena masing-masing pihak saling menyalahkan. Sehingga akar permasalahan yang sebenarnya tidak akan dapat teruraikan.
“Dari pertemuan tadi, disampaikan, ada pemahaman yang berbeda antara pihak pengelola pasar dengan pedagang yang ada di pasar Tunjungan. Identifikasi pedang saja belum ada kejelasan dari keterangan PD Pasar Surya,” papar politisi partai Gerindra ini, Jumat (13/03) di area pasar Tunjungan Surabaya.
Oleh karenanya, AH Thony meminta agar jajaran Direksi PD Pasar Surya secepatnya melakukan identifikasi pedagang. Kalau mereka tidak mampu untuk melakukan revitalisasi, maka itu harus disampaikan pada Wali kota Surabaya. “Lakukan identifikasi pedagang, seandainya mereka (direksi PD Paar Surya, red) tidak mampu maka harus dilaporkan pada Walikota Tri Rismaharini,” kata Thony.
Lanjut Thony, jangan sampai terlalu lama pedagang berada disini dan menunggu ketidak pastian tersebut, tetapkan langkah awal jika mereka mampu melakukan revitasasi disegerakan. Jika tidak, PD Pasar Surya minta Pemkot untuk melakukan revitalisasi.
“Menurut saya, jika tidak mampu, maka ada opsi yang lain yakni menjalin kemitraan dengan para pedagang. Mereka para pedagang siap untuk membantu untuk revitalisasi. Tinggal bagaimana mengatur proses teknisnya saja,” urai Thony.
Kalau ini terus dibiarkan pasti akan ada gejolak sosial dari para pedagang, karena mereka tidak diberikan kepastian oleh PD Pasar Surya sebagai pengeola pasar Tunjungan. “Persoalan ini sudah terlalu lama, rencana revitalisasi yang akan dilakukan oleh Pemkot sejak tahun 2016 waktu itu ada prescon UN Habitat yang diselenggarakan di Surabaya,” beber penasehat fraksi partai Gerindra DPRD kota Surabaya ini.
Untuk diketahui, waktu itu Pemkot telah menggarkan untuk revitalisasi pasar Tunjungan dan masuk dalam anggaran APBD kota Surabaya senilai Rp 10 miliar. Akan tetapi dengan berjalannya waktu dan ermaalhan yang dihadapi PD Pasar Surya akhirnya rencana revitalisasi pasar Tunjungan sebagai ikon pasar yang menyuguhkan hasil UMKM pupus begitu saja. Pemkot Surabaya tidak lagi bersemangat untuk melakukan revitalisasi pada pasar Tunjungan. Hal tersebut telah banyak menimbulkan persoalan sosial yang berkepanjangan hingga saat ini. Sehingga 40 pedagang pasar Tunjungan nasibnya terkatung-katung. (JB01)