JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai partai pemenang pemilu diurutan ketiga nasional dan mendapat 5 kursi legislatif di DPRD kota Surabaya pada Pileg 2019.
Sampai saat ini Gerindra sudah melakukan komunikasi politik dengan berbagai partai politik lainnya yang ada di Surabaya. Akan tetapi, Fraksi partai Gerndra hingga saat ini belum menentukan sikap bergabung dalam koalisi yang dimotori PDIP, ditegaskan Wakil Ketua DPRD Surabaya asal partai Gerindra, AH Tony, Selasa (3/9) digedung DPRD kota Surabaya.
“Ya kita belum menentukan sikap untuk bergabung untuk berkoalisi. Kita masih menunggu arahan ketua DPC patai Gerindra,” papar AH Tony.
Kalau sekarang kita menentukan sikap berkoalisi, ya masih terlalu dini lah, imbuhnya.
Akan tetapi kata AH Tony, kita terus membangun komunikasi politik dengan partai lain. Intinya koalisi itu kan untuk mempercepat terbentuknya alat kelengkapan dewan, supaya tidak lagi ada perdebatan panjang dalam menentukan alat kelengkapan dewan tersebut.
“Agar dewan bisa cepat bekerja untuk merumuskan peraturan daerah untuk kepentingan masyarakat Surabaya,” urai dia.
Sementara ketua Fraksi Gerindra DPRD Surabaya, Endi Suhadi menyampaikan, bahwa situasi politik saat ini sudah jauh berubah, apalagi Prabowo Subianto selaku Ketum telah bertemu dengan para elit PDIP.
“Kemungkinannya malah kami bisa berkoalisi dengan PDIP, karena ditingkat atas sudah selesai dan bisa menyatu,” ucapnya, waktu ditanya terkait koalisi partai tentang penyusunan alat kelengkapan di DPRD Surabaya mendatang.
Sebelumnya, Surochim Abdul Salam peneliti senior SSC sekaligus dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengatakan, kendati PDIP memegang mayoritas kursi 15 di DPRD Surabaya, bukan berarti tantangannya ringan dalam dinamika kekinian politiknya.
“Faksi faksi yang ada di PDIP Kota Surabaya masih dalam proses menyatukan kembali pasca penugasan Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC,” ungkap Surochim pada media ini, Jumat (26/7).
Menurut Surochim, soliditas 15 anggota dewan akan sangat bergantung kepada konsolidasi yang dilakukan DPC baru dibawah kepemimpinan Adi Sutarwijono.
“Jika mas Awi (Adi Sutarwijono) bisa mulus membangun komunikasi dengan pasukan mas Wishnu Sakti Buana, maka peluang untuk solid dan menguasai DPRD kota kian terbuka,” tandasnya.
Demikian juga sebaliknya, kata Surochim, jika konsolidasi itu masih belum mulus maka potensi untuk faksional di internal PDIP akan terlihat di DPRD.
“Mas Awi punya tugas yang lumayan menantang menurut saya untuk membangun dan mencairkan komunikasi dengan para pendukung mas Whisnu, mengingat hubungan yang erat diantara mereka. Kuncinya ada di harmonisasi kekuatan faksi,” lanjutnya.
Oleh karenanya, Surochim menambahkan, jika Adi Sutarwijono bisa mengembangkan komunikasi itu bisa cair, dan masing masing bisa melebur maka PDIP akan bisa kuat.
“Namun, jika sebaliknya maka potensi pecah atau melawan dalam diam akan terbuka peluang. Saya pikir, keseimbangan komunikasi diantara faksi-falsi itu yang akan menentukan soliditas DPRD asal PDIP,” pungkasnya. (JB01)