JURNALBERITA.ID, SURABAYA-Anang Akhmad Syarifuddin yang memundurkan diri dari kursi Ketua DPRD Kabupaten Lumajang karena salah melafalkan poin-poin Pancasila nampaknya tidak hanya mendatangkan simpatisan dari internal PKB sendiri.
Komentar senada juga turut disuarakan Ketua Fraksi NasDem DPRD Jawa Timur Suyatni Priasmoro. Ia bahkan mengatakan, Anang bukannya tidak hafal, tapi keseleo lidah dalam situasi tertekan karena aksi demonstrasi.
“Sikap Anang layaknya segayung air bersih di tengah gurun dan luas. Yang tidak proporsional justru mereka yang mengkritik berlebihan. Umpama Pak Anang salah, masih manusiawi sekali saya kira,” kata Kang Suyat, sapaan akrabnya.
Sikap Anang yang rela mundur dari posisi politik strategis yakni Ketua Dewan, menunjukkan bentuk karakter kepemimpinan atau leadership yang sangat kuat untuk diteladani bersama-sama.
“Bayangkan hanya keseleo lidah, dia rela melepas jabatan penting. Sementara yang umum dalam wajah kepemimpinan kita, walau keliru mengambil kebijakan, gagal menunaikan visi, misi dan programnya sebagai pemimpin daerah, gagal menjalankan amanat untuk memajukan daerah, semuanya dianggap biasa saja. Tidak ada yang rela mundur seperti Ketua DPRD Lumajang itu,” kata Kang Suyat.
Kang Suyat menilai perlu memberikan apresiasi kepada Anang karena sikap yang ditinjukkannya bisa menjadi model keteladanan pemimpin di Indonesia.
“Seumpama NasDem belum menetapkan bakal Capres di forum Rakernas, mungkin DPD NasDem Pacitan berpikir untuk mengusulkan sosok Anang sebagai alternatif kandidat Capres. Sayangnya forum Rakernas NasDem sudah lewat. Ya ini penting kita menggali leadership yang hebat dan bertanggungjawab kepada rakyat,” tutur Kang Suyat.
Seperti diberitakan sebelumnya, suasana rapat DPRD Lumajang dalam agenda pembahasan Raperda anggaran APBD tahun 2022 mendadak terasa sentimental, Senin (12/9/2022). Anang Ahmad Syaifuddin Ketua DPRD Lumajang tiba-tiba mengumumkan diri mundur dari jabatannya.
Pengunduran diri ini merupakan buntut dari masalah Anang karena salah melafalkan lima butir Pancasila saat menemui massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM di Kantor DPRD Lumajang. Ia saat itu dua kali gagal membacakan lima butir teks Pancasila secara sempurna.
“Saya minta maaf ke seluruh masyarakat dan anggota DPRD Lumajang, Pemerintah atas insiden tidak hafalnya saya melafalkan Pancasila. Apapun keadaan saya, saya merasa itu tidak pantas dilakukan atau terjadi pada ketua DPRD di mana pun atau siapa pun itu,” katanya.
Menurut Anang tindakan mundur dari jabatan Ketua DPRD ini merupakan keputusan final yang diambil dari pikiran dan hati nuraninya sendiri. Dia menegaskan keputusan tersebut diambil tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Baginya orang tidak hafal Pancasila bukan orang salah, namun itu sangat tidak pantas jika dialami oleh seorang Ketua DPRD.
“Saya dengan hati yang sangat menyesal mengundurkan diri dari Ketua DPRD Kabupaten Lumajang. Ini untuk menjaga marwah DPRD Lumajang, untuk menjaga dan menjadikan pembelajaran siapa pun pemimpin di negeri ini,” ujarnya. JB11