JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Berita duka dari Lembaga Konservasi. Tingginya angka kematian pada satwa dilindungi membuat pemerhati satwa liar Indonesia yang juga sebagai koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI) Singky Soewadji merasa gerah mendengar berita tersebut, dia pun mempertanyakan kondisi itu.
Pada awal bulan Juli 2024 lalu Gajah bernama Innova, di Solo Safari (ex TSTJ) Kebun Binatang Solo, mati, ungkap Singky.
Herannya lanjut dia, selang sebulan dari kematian gajah Innova, gajah Manohara mengalami nasib yang sama. Diawal bulan Agustus tahun ini, gajah bernama Manohara juga mati.
“Sebelumnya ada anak Harimau Benggala yang mati, ada apa?,” ujar Singky, Senin (19/08/2024) di Surabaya.
Kenapa terkesan ditutupi, apakah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahu dan BKSDA Jateng sudah dapat laporan, terkait kematian kedua gajah tersebut, ucap dia.
“Ada informasi Gajah jantan yang di Batang juga mati tapi BKSDA Jateng tidak dilapori. Kok kesannya mereka para pengelola menutup nutupi kejadian itu,” kata Singky. (*JB01)