JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Penolakan kenaikan harga BBM terus dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat. Kamis (08/09/2022) ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Surabaya menggelar aksi unjuk rasa di pelataran Balai Kota Surabaya.
Wakil Ketua II PC PMII Surabaya, Yusak Firmansyah, bidang eksternal bahwa mereka hari ini yang melakukan aksi adalah dari 16 kampus dan 54 lembaga, komisariat dan rayon. Total massa aksi sekitar 250 Mahasiswa dan masih akan bergabung hingga diperkirakan 400 orang massa aksi.
“Apa yang kita lakukan hari ini adalah instruksi darri PB PMII dan PKC PMII Jawa Timur. Setelah melakukan koordinasi dengan seluruh komisariat dan rayon di Kota Surabaya, maka kami sepakat mekaukan aksi hari ini dengan tuntutan utama tolak kenaikan BBM. Kita mempertanyakan regulasi kenaikan ini,” ujar Yusak kepada Swaranews.com, Kamis (8/9/2022) di depan Balai Kota Surabaya siang.
Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya ini menyampaikan bahwa<span;> pihaknya<span;> mempertanyakan soal regulasi terkait kenaikan BBM dan bagaimana kejelasan soal regulasinya nanti kedepannya
“Dalam hal ini regulasi tersebut, pakah sudah bisa dipastikan bahwasanya tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Maksud saya dalam hal regulasi yang sudah diputuskan oleh pemerintah kali ini itu seharusnya sudah bisa dan mampu ideal bagi masyarakatnya,” urai Yusak.
Saat Walikota Surabaya Eri Cahyadi menemui masa aksi bersama jajaran Forkopimda Surabaya, mereka serentak duduk bersila bersama-sama. Satu persatu perwakilan dari PMII Surabaya menyampaikan tuntutan dan harapan mereka.
“Saya salut kepada seluruh kader PMII yang sudah berani menyuarakan tuntutannya demi kepentingan rakyat Surabaya. Kalau teman-teman ini tidakbsepakat dengan kenaikan BBM, tolong buatkan surat. Nanti kita tanda tangani bersama dan kita kirim je Pemerintah Pusat di Jakarta bersama-sama,” ujar Eri Cahyadi.
Walikota Eri juga menjelaskan bahwa Pemeribtah Kota Surabaya tidak peduli dengan BBM mau naik atau tidak. Sebab hari ini seluruh aset Pemerintah Kota Surabaya sudah digunakan untuk peningkatan perkenomian masyarakat.
“Dikerjakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Kalau adik-adik nau lihat di viaduk Gubeng kertajaya, ini yang bekerja MBR semua kita sudah latih. Pendaoatannya satu tempat itu depan puluh delapan juta rupiah,” papar Eri Cahyadi. (*JB01)