JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Ambisi Lucy Kurniasari sebagai calon tunggal pada Musyawarah Cabang (Muscab) IV DPC Partai Demokrat Surabaya, akhirnya kandas.
Kandasnya ambisi PLt Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya ini dengan munculnya calon lain yang ditetapkan sebagai rival politiknya pada muscab di Shangri-la Hotel, Senin (20/6/2022).
Akhirnya Panitia menetapkan dua calon yang dinyatakan memenuhi persyaratan, yakni Lucy Kurniasari (anggota Komisi IX DPR RI) dan Herlina Harsono Njoto (anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya).
Sebelum dipilih menjadi ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya periode 2022-2027, kedua Srikandi Demokrat tersebut wajib mengikuti tahapan selanjutnya, yakni fit and proper test. Dan fit and proper test ini akan dilakukan oleh Tim Lima yang beranggotakan tiga orang dari DPP dan dua orang dari DPD.
Setelah mengikuti verifikasi faktual bersama DPAC pendukungnya, Lucy Kurniasari menuju lobi Sharingla-Hotel. Sejumlah wartawan yang sudah lama menunggu langsung menyerbu Lucy Kurniasari untuk wawancara.
Sayangnya, sejumlah awak media mendapat perlakuan arogansi dari Sekretaris Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Setyo Purnomo. Dia justru berlagak sebagai tameng dan berusaha menghalang-halangi wartawan untuk wawancara.
“Nanti ada rilisnya, nanti ada rilisnya,” teriak Purnomo dengan arogannya.
Meski sempat dihalang-halangi, para wartawan tidak mau menyerah begitu saja, dan akhirnya Lucy Kurniasari bersedia diwawancarai.
Kembali Purnomo sempat membuat pagar betis dengan membentangkan tangannya guna menghalangi awak media yang sedang melakukan peliputan. Sikapnya beda jauh dengan pengawal Lucy Kurniasari dari DPR RI yang lebih humanis dan memberi ruang wartawan menjalankan tugasnya.
Di tengah-tengah wawancara, tak jarang Purnomo kerab menunjukkan sikap kurang bersahabat pada wartawan. Bahkan dia berusaha menyudahi atau memotong pertanyaan yang diajukakepada Lucy Kurniasari.
“Sudah bu, sudah bu,” potong Purnomo ketika Lucy Kurniasari lagi asyik menjawab pertanyaan wartawan.
Tentu saja sikap Purnomo yang sok ini membuat wartawan kecewa dan mengundang komentar beragam. “Belum jadi presiden saja sudah seperti itu,”celutuk salah seorang wartawan.
“Sok..sok-an di depan Bu Lucy. Itu cari muka biar jadi pengurus. Kalau pengurus Demokrat seperti itu, bisa rusak citra partai. Wartawan itu kalau bisa dijadikan mitra, jangan malah dihalang-halangi wawancara,” celutuk wartawan lainnya.
Sementara terkait Muscab DPC Partai Demokrat secara serentak se-Jatim, Lucy Kurniasari mengapresiasi panitia yang sudah bekerja keras untuk melaksanakan
muscab 38 kabupaten/kota di Jatim. Dia berharap dari muscab ini nantinya bisa menghasilkan pemimpin yang terbaik.
“Kota Surabaya sudah selesai muscab dan ditetapkan dua calon yang sudah ditandatangani Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) DPP Demokrat, yakni saya dan Bu Herlina,” ujar Lucy Kurniasari.
Tahapan selanjutnya, kata dia, akan dilakukan fit and proper test, dimana kedua calon ketua akan diuji kelayakannya dan secepatnya akan ditetapkan ketua terpilih untuk memimpin DPC Partai Demokrat Surabaya periode 2022-2027 guna melanjutkan kerja-kerja politik dan target kemenangan pada Pemilu 2024.
Ditanya soal dukungan DPAC, Lucy Kurniasari menyatakan, jika konstelasi politik sudah selesai. Dukung mendukung adalah hal yang biasa. Tapi, intinya Lucy Kurniasari berharap semua pada saatnya bersatu untuk satu tujuan, yakni membesarkan Partai Demokrat Surabaya dan memenangkan Pemilu 2024.
“Dukung mendukung sudah lewat karena verifikasi sudah dilakukan DPD. Hasilnya, 15 DPAC mendukung saya, sedangkan 11 DPAC mendukung Bu Herlina. Yang jelas, saya siap mengikuti fit and proper test,“pungkas dia. (KB/JB01)