JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya dan Ketua DPRD Surabaya positif terpapar Covid-19.
Terpaparnya sejumlah legislatif DPRD Surabaya tidak mengurangi aktivitas kedewanan.
Wakil Ketua DPRD kota Surabaya, Reni Astuti menegaskan bahwa aktivitas dewan tetap berjalan seperti biasanya. Namun ucap Reni, kegiatan hearing akan dilakukan secara virtual. Mengingat penyebaran covid-19 masih cukup tinggi.
“Kami pimpinan DPRD kota Surabaya sepakat untuk mengadakan kegiatan hari ini secara daring dengan prokes pada konpers siang hari ini,” kata Reni usai melakukan jumpa pers bersama awak media kewat during, Jumat (11/06/2021).
Kesempatan siang ini, dari pimpinan DPRD kota Surabaya akan menyampaikan beberapa hal. Jadi teman-teman semua, pimpinan DPRD kota Surabaya akan menyampaikan beberapa hal terkait aktivitas kegiatan dewan pada pekan ini dan selanjutnya, papar Reni.
“Kami juga terus fokus menjalankan tugas-tugas kedewanan sesuai tupoksi kami dan teman-teman yang terpapar, kami terus mendoakan karena beberapa ct’nya sudah tinggi dan mudah-mudahan tidak sampai sepekan bisa negatif dan berkegiatam lagi ditugas-tugas kedewanan,” kata politisi PKS ini.
Sementara, Ketua DPRD kota Surabaya Adi Sutarwijono menceritakan, “saya ingin menceritakan dulu secara kronologis biar tidak terjadi simpang siur. Saya terkena covid oleh hasil PCR hari selasa tanggal 8 juni 2021, saya dirawat di rumah sakit dan trombosit turun karena mungkjn berbarengan dengan demam berdarah,”ucapnya.
“saya tidak bisa pastikan karena DBD atau karena covid, tapi sekarang usdah semakin membaik, trombositnya sudah 106 dan udah ada peningkatan kesehatan,” sambung Awi panggilan Ketua DPRD Surabaya.
“Saya menjalani perawatan secara ketat di rumah sakit dengan prokes ketat,” kata Awi.
Tanggal 9 Juni 2021, bu Dyah Katarina mengatakan indra penciumannya, sehingga sekarang dirawat di rumah sakit juga, bu Maryam juga yang salah satunya dirawat pada tgl 5, ketika mengantarkan ziarah ke makam bung karno, ketika datang beliau langsung merasakan demam dan izin pulang lalu melakukan pemeriksaan dan perawatan dokter, kemungkinan besar terinfeksi pada tgl 5,” ucap dia.
Lanjut Awi, Ada yang mengatakan bahwa yang ikut ziarah terkena covid, itu tidak benar. Karena ada hari peringatan pancasila, rapat, cukup banyak dan sudah banyak yang vaksin.
Tapi karena kelelahan yang luar biasa dan lalai, lalu daya tahan tubuh menurun. Maka kena covid, tapi peserta pada tanggal 5 tidak ada yang kena covid.
“Saya harap tidak dikait-kaitkan dengan peristiwa ke makam itu, dimana kena, ditulari dari siapa, tidak ada yang tahu karena kegiatannya cukup padat dan cepat. Saya misalnya, tanggal 5 saya ke Blitar kemudian saya hari minggu malam sampai selasa ada pertemuan, jadi cukup spekulatif kalau mengaitkan dengan salah satu kegiatan dari serangkaian kegiatan, kami sudah terima dan terkena, saya terima dengan lapang dada dan terinakasih suport yg luar biasa dari teman-teman,” cerita Awi.
“Selama saya tidak masuk kantor, maka anggota DPRD yang lain lah yang mengendalikan operasional DPRD Surabaya, karena sebelumnya kami juga pernah dan tidak lockdown tapi swab menyeluruh untuk menjaga keamanan masing-masing karena kantor DPRD Surabaya adalah gedung DPRD adalah tempat masyarakat surabaya untuk mengantarkan surat serta rapat. Diusahakan bisa rapat secara fisik atau virtual,” tukasnya. (*JB01)