JURNALBERUTA.ID – SURABAYA, Rencana pemerintah kota (Oemkot) Surabaya akan kembali membuka pendidikan tatap muka. Langkah ini tentu berdasarkan seruan dari Kemendikbud RI, supaya daerah yang telah memasuki zona aman untuk membuka kembali sekolah tatap muka.
Selain itu, adanya sambatan masyarakat jika pendidikan dengan sistem daring saat ini dinilai tidak efektif.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya dari fraksi PKB, Laila Mufidah saat ditemui diruang kerjanya, Senin (12/04/2021).
“Kami mendorong agar segera dilaksanakan pendidikan tatap muka. Tentu semua dengan pengetatan protokol kesehatan,” kata Laila.
Namun demikian, saran Laila, bahwa semua guru pengajar perlu dilakukan vaksinasi sebelum pendidikan tatap muka benar-benar mau diterapkan.
Tidak hanya itu, kata Laila, role model seperti apa? Ini perlu dipertimbangkan secara matang dan harus benar-benar diperhatikan.
“Misalnya diterapkan jam masuk pendidikan secara bergantian. Ya digilir gitu, hari ini kelas 1, 3 dan kelas 5 yang masuk kelas 2, 4 dan 6 libur. besoknya kelas 2, 4 serta kelas 6, sedang kelas 1, 3 dan 5 libur,” terangnya.
Dengan begitu tidak ada kerumunan anak di area sekolah, karena jumlah siswa separuh saja yang masuk. “Separuhnya lagi dirumah, selang sehari masuknya,” urai politisi PKB ini.
Jangan sampai dibukannya PTM nanti menimbulkan klaster sekolah. Jadi Dinas pendidikan Surabaya benar- benat mengkajinya, ujar Laila.
“Saran saya agar prokes di sekolah harus dijalankan dengan ketat. Apalagi ini namanya anak-anak, pasti mereka belum mengerti sekali akan bahaya virus Corona ini,” kata dia.
Ketersedian sarana untuk cuci tangan, masker / faceshiled harus juga tersedia di sekolah. Serta pengawasan yang dilakukan pihak sekolah harus benar-benar diterapkan, sambungnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Soepomo menyampaikan keaiapannya menghadapi penerapan sekolah tatap muka di Surabaya.
Bahkan pihaknya mengaku, jika sudah melakukan arahan dan koordinasi dengan Dipendik Jatim maupun Kemendikbud.
“Kami sudah siap dengan penerapan sekolah tatap muka. Namun, semua itu juga tergantung dari persetujuan dari wali murid,” tegas mantan Kepala Dinas Sosial ini.
Soepomo juga menambahkan, jika dari 7 ribu tenaga pengajar di Surabaya telah menjalani vaksinasi sebanyak 5 ribu lebih, selebihnya akan dituntaskan vaksinasinya hingga akhir bulan April ini.
“Iya dari 7 ribu tenaga pengajar, 5 ribu telah menerima vaksinasi.Sisahnya kami targetkan sampai akhir bulan ini,” kata Soepomo.
Dengan dibukannya sekolah tatap muka nanti semuanya sudah siap dengan protokol kesehatan, imbuhnya.
“Selain itu perlu adanya pernyataan dari orang tua murid. Kalau mereka keberatan bisa minta sekolah dengan sistem daring dari rumah,” urai dia.
Selama pelaksanaan sekolah secara daring memang banyak keluhan dari orang tua murid, terutama yang berhubungan dengan keuangan mereka, tandasnya.
“Jadi kami akan melaksanakan anjuran Kemendikbud, tentu dengan prokes yang ketat,” tegas Soepomo. (JB01)