
JURNALBERITA.ID – JAKARTA, Ketidakpastian informasi terkait vaksin Covid-19 membuat sebagain masyarakat khawatir untuk divaksin.
Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jakarta, M Jamiluddin Ritonga, sudah banyak informasi terkait vaksin Covid-19 yang disampaikan pemerintah. Bahkan presiden sudah berulang kali menyampaikan vaksinasi covid-19 aman dilakukan.
Untuk itu, ujar penulis buku Perang Bush Memburu Osama ini, panggilan presiden menjanjikan akan menjadi orang pertama yang divaksin. Kemudian akan diikuti wakil Presiden KH Makruf Amin lalu para petinggi negeri lainnya menyusul divaksin.
“Bahkan disampaikan juga ancaman denda Rp 5 juta bagi masyarakat yang tidak mau divaksin,” kata Jamil, Kamis (06/01) di Jakarta.
Jamil menambahkan, semua informasi tersebut belum cukup untuk menyakinkan sebagian masyarakat untuk divaksin. “Ada yang menyatakan lebih baik membayar denda daripada divaksin,” papar dosen Metode Penelitian Komunikasi ini.
Penolakan itu, lanjut dia, terjadi karena informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait vaksinisasi belum mereka peroleh. Sementara pemerintah terus menerus mengkampanyekan vaksin tersebut.
“Padahal yang dibutuhkan masyarakat yang menolak hanya dua hal. Pertama ada izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Hingga saat ini BPOM belum mengeluarkan izin tersebut,” ungkapnya.
Dua, sertikat halal dari MUI atau pihak yang diberi otoritas. Lagi-lagi hal ini belum ada, imbuh Jamil.
Jadi, seintensif apapun kampanye vaksinisasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah akan sulit diterima sebagian masyarakat bila belum ada informasi tentang EUA dari BPOM dan surat keterangan halal dari MUI. Sebab dua informasi tersebut yang dibutuhkan masyarakat, terangnya.
Karena itu, pemerintah sebaiknya menunggu dua informasi tersebut baru dilakukan vaksinasi. Dengan begitu, masyarakat secara sukarela mau melaksanakan vaksinasi, tukas Jamil. (*JB01)
M. Jamiluddin Ritonga
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta
Penulis Buku:
1. Tipologi Pesan Persuasif
2. Perang Bush Memburu Osama
3. Riset Kehumasan
Mengajar:
1. Isu dan Krisis Manajemen
2. Metode Penelitian Komunikasi
3. Riset Kehumasan
Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999.