
JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Kader senior Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya, Anugrah Ariyadi mengerahkan pasukannya untuk mendukung paslon dengan nomor urut 02, Machfud Arifin – Mujiaman Sukirno di Pilkada Surabaya, 09 Desember 2020.
Kader PDIP ini secara all out menggerakan ratusan para pendukung setianya berkampanye dihari akhir masa kampanye dan memasuki masa tenang tanggal 05 Desember 2020.
Anugrah mengajak seluruh konsituen yang setia dan para pendukung militan Whisnu Sakti Buana berkeliling perkampungan di wilayah Kecamatan Gubeng.
“Pilkada Surabaya kali ini, kami berputar haluan untuk mendukung paslon 02, untuk melawan kesewenang-wenangan Risma yang mengacak-ngacak demokrasi partai kebanggaan kami yakni PDIP,” ungkap Anugrah, saat ditemui dikediamannya jalan Gubeng Jaya, Gang Langgar, Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng Surabaya, Minggu (06/12).
Lanjut Anugrah, selain itu dirinya mengaku bahwa telah mencoba membangun komunikasi dengan Tim pemenangan paslon 01 (Eri Cahyadi – Armudji), namun upayahnya itu mengalami jalan buntuh. Komunikasi yang dibangun diantaranya dengan Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwidjono, Ketua Bappilu DPC PDIP kota Surabaya Anas Karno bahkan dengan Armudji dan Eri Cahyadi pun sempat menjalin komunikasi.
Akan tetapi, sambung Anugrah seakan komunikasinya tidak digubris dan hanya dijanji-janjikan alias di PHP. “Semua komunikasi kami rekam serta komunikasi pesan singkat Chat WA pun tak screenshot. Ini sebagai bukti jika nanti saya ditanya oleh DPP PDIP. Bahwa saya sudah membangun komunikasi untuk membantu paslon ERJI di Pilkada Surabaya 2020,” terangnya.
Karena paslon ERJI tidak membutuhkannya, maka Anugrah beralih untuk medukung paslon lain yakni paslon Machfud Arifin – Mujiaman. “Lah buat apa, saya menunggu sesuatu yang tidak jelas. Lebih baik saya bergerak untuk berkampanye memenangkan paslon lain. Karena tim pemenangan ERJI sudah tidak mengorangkan saya sebagai kader PDIP,” ujar Wakil Ketua Komisi B, periode tahun 2014-2019.
Anugrah membeberkan, Risma adalah orang yang tidak tahu memblas budi pada kader PDIP yang telah membesarkan namanya, hingga menjadi Wali Kota Surabaya. Dulunya beliau bukan siapa-siapa, kader-kader PDIP lah yang telah menjadikannya sebagai Wali Kota Surabaya.
“Bahkan sepengetahuan saya, Risma sebagai pemimpin yang otoriter, bertangan besi tidak peduli siapa saja akan disingkirkan jika bersebrangan pemikiran dengan dirinya. Istilah jawanya ‘mentoloh’ dan tidak punya hati nurani,” kata Anugrah.
Seperti Mas Bambang DH yang mengentas beliau (Risma) menjadikan Wali Koa saja diguwak, mas WS begitu juga digebiri hak politiknya dan sama sekali tidak diberikan ruang politiknya untuk menggantikan Risma saat kunjungan baik luar negeri maupun kunjungan domestik.
“Mas WS hanya menjadi ban serep yang gak pernah difungsingkan sebagai Wakil Wali Kota Surabaya dan tidak diorangkan sama Risma,” tukasnya. (JB01)