JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Banyak proyek pemerintah kota Surabaya yang berhasil, begitu juga dengan proyek-proyek yang muspro atau dengan kata lain kurang berfungsi. Misalnya, jembatan Kenjeran dengan air mancurnya yang menghabiskan uang rakyat dari APBD sekitar Rp 200 miiar lebih, sekarang jembatan itu justru ditutup dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Jembatan gantung Mangrove yang kondisinya memprihatinkan dengan menelan uang rakyat bersumber dari APBD 1,2 miliar rupiah.
Sebut saja, salah satunya jembatan gantung yang dibuat pemerintah kota Surabaya, dari bambu setinggi 12 meter di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya, kondisinya rusak. Dan banyak lagi proyek-proyek dengan menghabiskan dana APBD yang nilainya ratusan miliar rupiah, akhirnya hanya untuk memenuhi hasrat ambisi pribadi sang pemimpin.
Pemerintah Kota Surabaya sempat menggembar-gemborkan destinasi wisata Jembatan Bambu Mangrove di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut. yang dibangun dengan uang APBD kota Surabaya senilai Rp 1,2 miliar.
Namun jembatan yang memakan anggaran sekitar Rp1,2 miliar itu ternyata saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan sudah rusak alias tidak bisa difungsikan.
BACA JUGA :
- Anggota Komis IX DPR RI, Lucy Kurniasari Ingatkan Patuhi Protokol Kesehatan Saat Long Weekend
- Thoni Siap Mundur, Jika Perolehan Jumlah Kursi Legislatif Turun
- Lucy Kurniasari : Demokrat Surabaya Launching Wi-Fi Gratis di Tujuh Kecamatan
Jembatan Bambu yang berada di Ekowisata Mangrove, awalnya Pemkot berharap Jembatan Bambu itu akan menjadi spot wisata di pesisir timur dan menjadi tempat selfie yang menarik.
Bangunan jembatan gantung ini sudah dimulai sejak bulan Mei 2018, dan dilanjutkan pada akhir tahun Desember 2018 untuk tahap 1.
Pembangunan tahap 2, dibangun sampai tahap 4 dipertengahan tahun 2019. Jembatan gantung yang menghubungkan MIC Mangrove Information Center (MIC ) hingga kawasan jogging track sepanjang 600 meter.
Berdasarkan rilis yang disebar Humas Pemkot Surabaya pada tahun 2018, jembatan gantung bambu ini awalnya diperkirakan aman karena berbahan dasar bambu betung. Dan kekuatan bambu ini tak akan rusak 2 hingga 3 tahun.
Selain itu jembatan gantung bambu ini diperkirakan bisa dinaiki sampai maksimal 15 orang. Sayangnya, nasib jembatan bambu kini sangat miris. Jembatan bernilai Rp 1,2 miliar itu mangkrak dan rusak, sehingga sama sekali tidak bisa menjadi spot wisata di pesisir timur dan bahkan tidak aman untuk pengunjung.
Dikonfirmasi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Surabaya, Yuniarto Herlambang menyatakan bahwa jembatan saat ini masih belum bisa dibenahi.
“Untuk saat ini belum ada pembenahan. Anggaran belum ada,” ujar pria yang baru menjabat belum segenap setahun ini.
Ditanya apakah akan dibenahi tahun mendatang? Herlambang belum bisa memastikan.“Kalau anggaran sudah normal. Semoga,” imbuh dia.
Untuk diketahui, pembangunan jembatan ini pernah jadi kontraversi tersendiri. Mantan Ketua DPRD kota Surabaya, periode 2014 – 2019, Armudji yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya sempat mengkritisi proyek jembatan bambu tersebut.
“Lho, ini proyek dengan nilai Rp1,2 miliar, kok dibiarkan mangkrak begini,” ujar Armuji, saat itu.
Berani-beraninya ada jembatan bambu di atas ketinggian begini. “Saya ingin tahu siapa kontraktor dan perencana proyek ini ?, Dia harus bertanggungjawab,” tegas Armuji, kepada sejumlah awak media pada pertengahan Maret 2019. (JB01)