
JURNALBERITA.ID – PAMEKASAN, Di tengah pandemi ini, Komunitas Jangan Lupa Bahagia (JLB)Kab. Pamekasan mengangkat bagaimana “Pancasila dalam Tindakan”. Bahkan, Komunitas ini terus mendorong agar masyarakat tetap tetap produktif dan peduli ditengah pandemi wabah corona virus disease 2019.
JLB tetap menyuarakan agar masyarakat terus produktif di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan menghadapi era new nomal.
Ketua JLB, Sukrisno menjelaskan, dengan adanya pandemi Covid-19, sebenarnya masyarakat Indonesia telah melakukan praktek langsung Pancasila,.Hal itu selalu di serukan kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota JLB saat rapat konsolidasi kepedulian sosial.
“Kita melihat bagaimana masyarakat Indonesia saling bahu membahu membantu satu sama lain. Ini adalah contoh buat kalangan pemuda, selaku penerus bangsa yang harus selalu ada dilini depan terhadap kepedulian bersosial,” kata Kris. Sabtu (12/09) di Pamekasan.
BACA JUGA :
- Mahfud MD : Pemimpin Yang Dibiayai Cukong Akan Lahirkan Pemimpin Korupsi
- Catatan Sekretaris Pribadi, Berbicara Fakta Dua Windu Lalu Risma Menangis & Merengek Minta Dipindah Dari Kalitbang
Menurutnya, partisipasi dalam membantu sesama bukan hanya dalam bentuk finansial. Namun ada banyak hal yang dapat yang harus dilakukan dan diberikan. Terutama oleh kalangan pemuda, sejatinya dalam berkomunitas dirinya juga menyarankan agar selalu memberikan dampak positif serta memberikan contoh yang baik dan bijak bagi masyarakat banyak.
“Kita memberikan gambaran bagaimana gerakan komunitas dalam membantu sesama, berbagai macam kita lakukan tak hanya itu, melainkan apa yg kita punya kita bagikan seperti makanan, berbagi pengalaman atau keterampilan, menggalang aksi sosial, dan banyak kegiatan lainnya,” ucapnya.
Terpisah, Sutriyono selaku pendiri komunitas JLB mengatakan, tidak ada satu pun manusia yang bisa hidup sendiri pastinya butuh orang lain. Nabi Adam saja tidak bisa hidup sendiri, Ia merasa kesepian dan butuh teman, oleh karena itu ia memohon kepada Tuhan agar diberikan seorang teman, Itulah mengapa Tuhan menciptakan Hawa, sebagai teman sekaligus pendamping Adam. Begitu pula dengan yang hidup di zaman sekarang ini.
BACA JUGA :
“Oleh karena itu, kita hidup bersosial atau berkelompok, maka sudah tentu komunikasi pasti dilakukan, Mengapa demikian? Ya, namanya hidup bersosial kita pasti melakukan tegur sapa satu sama lain,” paparnya.
Sutriyono menambahkan, dalam hidup bermasyarakat atau bersosial akan jauh lebih baik, manakala saling membantu. Demi menjalin hubungan yang erat, Bila ada yang membutuhkan pertolongan, maka harus bersegera menolongnya. Tentu, sesuai dengan kemampuannya, bila ada yang merasa sedih, maka perlu dibantu untuk menghiburnya. Bila ada tetangga yang merasakan kelaparan, maka wajib memberinya makan. Bila ada yang melakukan kesalahan, maka perlu ditegur dan mengingatkannya agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
“Inilah, makna hidup bersosial yang sesungguhnya. Yaitu, bahu-membantu saling membantu, saling menolong, dan saling mengingatkan satu sama lain, marilah kita sama-sama belajar bersosial dengan baik Sehingga kita bisa hidup berdampingan dengan harmonis, tidak ada gunanya kita saling bermusuhan dan bertengkar. Belajar bersosial-lah dengan baik, agar kita bisa memahami indah dan nikmatnya hidup bersosial atau bermasyarakat,” tukas dia (Y4N/JB01)