
JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Pemerintah Kota Surabaya mulai memberlakukan sistem pembayaran parkir dengan uang elektronik atau parkir non tunai di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ).
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti meninjau kesiapan parkir non tunai Terminal Intermoda Joyoboyo, Surabaya. Menurutnya dari segala akses persiapan yang dilakukan Pemkot, Reni mengatakan sudah lengkap dan tertata baik.
“Secara bangunan sudah terintegritas, cuman dengan kelengkapan yang ada tersebut dapatnya dioptimalkan,” terang Reni, Rabu (26/08) digedung DPRD Surabaya.
Reni menambahkan, bangunan selengkap itu bisa dioptimalkan dengan kegiatan warga difasilitasi. Sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA :
- Pilkada Surabaya 2020, Reni Astuti Tanggapi Santai Kabar MA Pilih Mujiaman
- Koordinator APECSI Desak Pihak Kepolisian Cabut SP3, Dugaan Kasus Penjarahan 420 Satwa KBS
- Pernyataan Politik Mujiaman Di Gedung PDAM Disinyalir Langgar Etika
Misalnya lanjut dia, diarea itu sendiri memiliki tinggi 5 lantai, dengan kapasitas parkir mencapai 504 unit kendaraan untuk roda dua, 363 unit roda empat, dan 16 unit bus pariwisata.
Area parkir gedung ini juga dilengkapi fasilitas mesin Parking Inquiries Terminal, sehingga tidak perlu bingung apabila lupa meletakkan mobil. “Jadi sarana dan prasarananya sudah canggih, misal kita lupa memarkir, maka mesin Parking Inquiries Terminal bisa medeteksi keberadaan kendaraan kita,” ucapnya.

Selain itu juga, sambung Reni, ada taman Lalu Lintas buat pendidikan anak-anak yang bisa dikunjungi. Lantai tiga dan empat ada sentra kuliner dan UMKM.
“Saran saya, 40 stan yang tersedia sebaiknya jangan ditarik biaya sewa stan. Saya lihat semua stan sudah terisi semua,” ujarnya.
Dan selama ini area parkir tersebut buat parkir orang-orang yang mau ke KBS. Oleh karenanya agar lebih muda, maka harus buka akses ke KBS, sebelum dibangun underpass penyebrangan.
“Sebelum dibangun underpass akses ke KBS harus dibuka, misalnya dengan membuatkan pintu masuk disisi sebelah selatan,” tukas Reni.
Meski begitu, dia menyarankan agar ada integrasi antara TIJ dan KBS. Terutama, akses masuk ke lembaga konservasi itu bisa didekatkan dengan TIJ. ”Kalau pintu selatan KBS bisa dibuka terus akan lebih memudahkan,” ucapnya. (JB01)