JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A Hermas Thony di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Sidak itu dilakukan guna mengetahui kondisi kini, situasi pengelolaan KBS yang ditangani oleh Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, ditengah pandemi Covid-19.
Kondisi new normal, KBS sudah muali dibuka sejak sebulan yang lalu. Politisi partai Gerindra ini ingin memastikankondisi satwa selama masa pandemi dan dinyatakan tertutup untuk umum.
Selain melihat kondisi satwa terkini, Thony juga memantau sistem yang dijalankan KBS saat mulai dibukanya kembali untuk umum. “New normal yang diterapkan di KBS sudah berjalan dengan baik, namun hal ini juga harus tetap ditingkatkan lagi,” papar penasehat fraksi Gerindra DPRD Kota Surabaya ini, Senin kemaren (24/08).
BACA JUGA :
- Pernyataan Politik Mujiaman Di Gedung PDAM Disinyalir Langgar Etika
- Tanpa Alasan, Mujiaman Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Dirut PDAM Surabaya
- 31 PK Partai Golkar Kecewa Pilihan MA Pada Mujiaman
Dalam kesempatan tersebut, dia melihat secara langsung populasi perkembangan hewan Komodo di KBS. Dirinya meminta kepada Direktur PD Taman Satwa KBS, selaku pengelola untuk lebih memperhatikan kesehatan satwa yang ada di KBS.
“Jangan sampai, saya mendengar ada satwa mati seperti pengelola sebelum-sebelumnya. Hal ini, menjadi tanggungjawab kita bersama. Agar KBS lebih baik lagi kedepannya,” urai dia.
Terpisah di kesempatan lain, Ketua Umum Jaringan Pemuda Surabaya (Japas), MH. Sholeh merasa sangat prihatin dengan situasi beberapa tahun lalu yang hingga kini belum terungkap dan merupakan sebuah catatan hitam yang pernah terjadi di KBS.
“Bagaimana dengan kejelasan dari 420 satwa yang diduga pernah dijarah, sehingga tiba-tiba kasus tersebut berhenti tanpa ada kabar kejelasannya?,” tanyanya.
Sholeh menegaskan, sudah menjadi tanggungjawab seluruh jajaran para penegak hukum, untuk mengusut tuntas dugaan penjarahan 420 satwa. “Sebagian besar, satwa tersebut merupakan satwa yang dilindungi secara Undang-Undang. Termasuk komodo yang juga harus ada persetujuan dari Presiden,” beber Soleh.
Soleh berharap, AH Thony bersedia mengungkap bersama seluruh jajaran para penegak hukum untuk mengusut tuntas tentang dugaan penjarahan 420 satwa tersebut.
“Masyarakat Surabaya, hingga seluruh dunia juga wajib berhak tahu, bahwa di KBS itu pernah terjadi dugaan penjarahan terhadap 420 satwa yang hingga kini tiada kejelasannya,” beber Sholeh. (JB01)