32 C
Surabaya

Reni Astuti : Kedudukan & Jabatan Harus Ditangan Bukan Dihati, Apapun Hasilnya Pasti Mudah Melepasnya

Reni Astuti : Kedudukan & Jabatan Harus Ditangan Bukan Dihati, Apapun Hasilnya Pasti Mudah Melepasnya
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti (JB01)

JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Kiprah Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti begitu kental dengan masyarakat dikalangan akar rumput. Reni dianggap sangat layak untuk bersandingan dengan Calon Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin dalam Pilkada Surabaya Desember 2020 mendatang.

Disodorkan PKS untuk menjadi wakil Machfud Arifin, atas amanah itu, Reni pun menyatakan kesiapannya jika terpilih untuk mendampingi mantan Kapolda Jatim itu. Termasuk bersaing dengan bakal calon wakil wali kota (bacawawali) lainnya yang diusulkan partai pengusung.

Ada banyak harapan yang dititipkan masyarakat pada dirinya, atas dorongan masyarakat, relawan dan kader. Mereka meminta dan saling berkoordinasi untuk sosialisasi memperkenalkan dirinya pada masyarakat. “Dan mereka sudah menyiapkan untuk mengenalkan saya pada masyarakat,” ungkap Reni, Rabu (08/07) diruang kerjanya.

Hanya saja sampai saat ini, jelas Reni, dirinya hanya menjalankan sesuai dengan  fungsi kedewanan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.

“Mau pemilu besok atau sudah selesai, saya tetap menjalankan fungsi kedewanan,” ucap dia.

Banyak permintaan masyarakat yang perlu  diprioritaskan. “saya tidak menghalangi kader, relawan maupun masyarakat untuk mengenalkan saya. Kedudukan dan jabatan harus ditangan, bukan dihati. Apapun hasilnya pasti mudah melepaskannya,” tutur Reni.

BACA JUGA :

Saat ditanya, Reni Astuti mengaku tidak ada persiapan khusus. Namun dia mengatakan, apa yang telah dilakukannya selama ini, hanya sebuah komitmen yang harus dijalankan sebagai penerima amanah rakyat.

Menjalankan kewajibannya sebagai legislatif DPRD Kota Surabaya sejak 2009 hingga kini memasuki periode keduanya menjadi anggota DPRD Surabaya.

Reni Astuti : Kedudukan & Jabatan Harus Ditangan Bukan Dihati, Apapun Hasilnya Pasti Mudah Melepasnya

“Apa yang menjadi kewajiban saya sebagai anggota dewan, kita jalankan dengan baik. Sama seperti sekarang ini, saya banyak menerima pengaduan warga dan sebagainya. Jadi, aktivitas-aktivitas kedewanan terus berjalan tanpa melihat ada momen politik apa pun,” urainya.

Jika toh kemudian ada relawan dan kader PKS mulai mengenalkan dirinya ke masyarakat Surabaya. Dirinya mengaku tak bisa menghalangi-halangi. Bahkan, ada kader PKS yang membantu sosialisasi ke masyarakat. Ini karena mereka punya harapan.

Reni Astuti : Kedudukan & Jabatan Harus Ditangan Bukan Dihati, Apapun Hasilnya Pasti Mudah Melepasnya

“Ya, karena semua kader partai (PKS) juga menyarankan agar kader partai atau anggota dewan yang menjalankan tugasnya bisa lebih dimanfaatkan kemanfaatannya di area yang lebih luas,” ungkap Reni Astuti.

Apa figur perempuan masih dibutuhkan untuk memajukan Kota Surabaya? Reni Astuti menandaskan, semua itu dikembalikan ke publik. Memang, dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) bisa dilihat potensi perempuan cukup tinggi.

Karena perempuan punya kesetaraan yang sama, sehingga wajar ada sebagian besar punya harapan seperti itu. Apalagi wali kota sebelumnya adalah dari perempuan, imbuhnya.

“Apakah Surabaya masih butuh figur perempuan, meski untuk posisi wakil wali kota? Ini harus dipastikan lewat pengamat atau survei-survei. Hanya saja saya melihat ada juga yang memandang kapasitas dan visi-misi yang dimiliki dan yang diciptakan aman buat Surabaya,”jelasnya.

Reni Astuti : Kedudukan & Jabatan Harus Ditangan Bukan Dihati, Apapun Hasilnya Pasti Mudah Melepasnya

Jadi, jangan hanya sekadar perempuan, sambung dia, akan tetapi, harus benar-benar pantas dan dikehendaki oleh rakyat. “Apakah saya pantas jadi pendamping Pak Machfud Arifin, biarlah publik yang akan menilai, “tegas perempuan yang mengutamakan kemaslahatan orang banyak.

Sejauh mana kesiapannya, jika nanti Machfud Arifin memilihnya jadi wakil beliau, apakah siap mundur dari jabatannya sebagai wakil ketua DPRD Surabaya?

Pertanyaan seperti itu memang ditunggu-tunggu. Dia menagaskan akan allout jika dirinya diminta untuk mendampingi pak MA.

“Dalam perjalanan hidup, segala sesuatu pasti dipertimbangkan dengan masak. Artinya, ketika keputusan tersebut diambil, maka itu berdasar sebuah proses yang sudah matang,” kata Reni.

Jika memang partai memberikan mandat dan kemudian masyarakat menghendaki untuk maju. “Maka itu akan nanti menjadi pertimbangan saya untuk benar-benar kemudian menjalankan itu sebagai calon wakil wali kota. Dan, otomatis saya harus siap mundur,” pungkasnya. (JB01)

Related Post

Pemkot Surabaya Gelar Rembuk Stunting Tahun 2024 Di Graha Sawunggaling

JURNALBERITA.ID - SURABAYA, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar rembuk stunting tahun 2024 di Graha Sawunggaling Komplek Gedung Pemkot Surabaya, Rabu (6/3/2024). Saat itu, disampaikan...

Latest Post