
JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Dua orang tak dikenal dan mengaku dari Bank Mega mendatangi kediaman Dr Hadi Pranoto, SH, MH yang berprofesi sebagai Advokad di Jl. Karang Menjangan gang III, Kel. Mojo, Kota Surabaya. Kedatangan tamu gak diundang itu sekitar pukul 06.45 Wib dengan mengetok pintu belakang rumah Hadi Pranoto, yang berpakaian jaket hitam dan memakai helm. Setelah sempat ditanyakan oleh dirinya, salah satu diantarannya mengaku bahwa sedang mencari Revita, ungkap Hadi Pranoto pada jurnalberita.id, Sabtu (30/05) di Surabaya.
“Waktu saya temui, saya tanya pada mereka. Mau ketemu siapa? Ada apa kok lewat pintu belakang?, rumah saya ada pintu depannya. Kalau lewat pintu depan bisa cukup menampung delapan mobil bisa masuk. Anda ini siapa dan ada keperluan apa kok lewat pintu belakang?,” papar Hadi.
BACA JUGA :
- Pengawasan Physical Distancing Longgar, Satpol PP Diminta Tutup WTC
- Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Lailai Mufidah Minta Pemkot Perhatikan Pondok Pesantren Surabaya
- “Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo”, Budi Leksono : Jangan Kucilkan Warga Terdampak COVID-19
Salah satu diantara mereka berdua mengaku mencari Revita. Karena mencari orang yang tidak ada dirumahnya, Hadi pun menegaskan jika tidak ada orang yang dicari mereka. “Tidak ada dirumah ini Revita,” tegas Hadi pada mereka.
Kembali Hadi bertanya pada mereka, “Ini jam berapa, ada urusan apa?. Kalau ada titipan surat silahkan titipkan saya,” ucap Hadi.
Mereka berdua tidak mau dan memaksa untuk ketemu Revita (anak Hadi Pranoto, red). “Kalian ini sebagai apa ? kompetensi kalian itu apa, kok akan ketemu dan membicarakan terkait perbankan?,” kembali Hadi mempertanyakan pada mereka.
Lagi pula rumah ini ada pintu depannya, kalian berdua bisa masuk dengan baik-baik lewat pintu depan, ujar Hadi. “Lalu saya masuk rumah,” ucapnya.
Justru mereka berprilaku tidak sopan dan kembali mengetok-ngetok pintu dengan keras sambil teriak-teriak. “Saya keluar dan saya bilang sama meraka. kalau mau bertamu yang sopan dirumah orang. Apalagi mencatut nama instansi bank Mega. Saya punya rumah ada pintu depannya dan ada ruang untuk menerima tamu,” kata Hadi, tegas.
tapi seoarng diantaranya malah marah-marah serta meminta agar dirinya keluar ngajak berantem. “Waduh, naluri lelaki saya terusik dengan ucapan mereka. Saya lupa kalau sudah tua, saya keluar rumah ladeni orang tersebut. Kalian mau apa, mau berantem dengan saya. Akhirnya terjadilah aksi saling dempet-dempetan,” cerita dia.
Namun pria yang juga sebagai Dewan Penasehat Aliansi Madura Perantau (AMP) dan Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Keluarga besar Marhaenis Jawa Timur ini menunggu reaksi dari mereka. “Iya saya tunggu reaksi mereka, apakah mereka berani untuk berbuat anarkis dan memukul saya. Kalau memang kalian adalah utusan Bank Mega, pakailah sopan santu bertamu kerumah orang dan gunakan etika perbankan,” ucap Hadi.
Kemudian satu diantaranya melerai. Ini negara hukum, ada prosedural, proses dan aturan hukum bila ada suatu sengketa dengan perkara ini. “Jangan pakai Debt Collector dipagi hari sekali dengan cara yang tidak patut. Saya memang sudah tua, tapi jangan diintimidasi pake cara-cara premanisme oleh Bank Mega,” pungkas Penasehat Paguyuban Arek Jawa Timur (Pagar Jati) ini.
Terpisah saat media ini meminta waktu untuk konfirmasi terkait perkara ini,. Namun, sampai berita ini ditayangkan jurnalberita.id belum mendapatkan jawaban dan mencoba untuk menghubungi Erina/ Busri di nomor 0877 7553 5xxx tidak merespon walau nada sambung nomor telepon yang dihubungi dalam posisi aktif. Lewat pesan singkat WhatsApp pun media ini belum mendapat jawaban atas konfirmasi perkara ini. (JB01)