
JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Sekretaris Fraksi Demokrat-NasDem Imam Syafi’i, sosok yang berinisiatif membentuk Pansus Penanganan Covid-19 Surabaya tidak habis pikir dengan keputusan menggagalkan Pansus di Banmus lewat voting.
“Seharusnya cukup menjadwalkan usulan pansus di rapat paripurna. Untuk diputuskan apakah pansus covid disetujui atau tidak. “Aneh memang,” kata Imam.
Sejumlah fraksi yakni Gerindra, Demokrat-NasDem, PKB, Golkar bahkan PKS ada barisan pengusul Pansus. Namun dalam Bamus, Golkar berbalik arah. Dikatakan Imam, Golkar sebelumnya secara tertulis mendukung Pansus.
Sementara yang mengagetkan Imam, anggota Banmus yang juga Ketua Fraksi Demokrat-NasDem, Herlina Harsono Njoto di luar dugaan menolak Pansus.
“Disayangkan. Fraksi kami tidak pernah membicarakan penolakan Pansus. Sementara Herlina sendiri tidak pernah mengajak bicara untuk perubahan dukungan Pansus,” kata Imam.
Tidak hanya itu, Imam menyebut bahwa ada upaya menggagalkan Pansus dengan mendekati anggota-anggota Fraksi. Merayu mencegah usulan Pansus dengan iming-iming dapat paket sembako dari CSR. Menurut Imam, sembako untuk konstituen dalam situasi saat ini lumayan signifikan pengaruhnya.
Wakil Ketua Fraksi Demokrat-NasDem Machmud mengaku tidak pernah ada ralat atau pembatalan Pembangunan Pansus di fraksinya. “Jika ada pembatalan pasti di internal fraksi rapat dulu. Ini tidak,” kata Machmud.
Bamus yang yang terdiri atas 16 anggota dan pimpinan menggelar rapat terkait usulan pembentukan Pansus. Sebenarnya Deadlock karena 8 setuju dan 8 menolak. Dua anggota pulang yakni Saiful Bahri (NasDem) dan Ahmad Suyanto (PKS) pulang.
Tiba-tiba voting susulan digelar. Akhirnya pengusul Pansus kalah. Machmud menyebut, kenapa takut ada Pansus.
“Semoga rakyat tahu kondisi yang sebenarnya terjadi di dalam DPRD Surabaya. Siapa yang serius menangani corona. Begitu juga yang sebenarnya dikerjakan Pemkot,” kata Machmud.
Sementara itu, A Hermas Thoni dari Fraksi Gerindra menagih keseriusan Komisi-Komisi bersama Pemkot dalam penanganan corona. Alasannya cukup di Komisi tak perlu Pansus.
“Kami tak mau terjebak dalam polemik. Masyarakat hanya butuh penanganan serius atas pandemi corona. Masyarakat butuh perlindungan, pertolongan, dan bantuan,” kata AH Toni yang juga Wakil Ketua DPRD menerima gagalnya Pansus Corona di DPRD Surabaya. (JB01)