
“Miris Fraksi PKB DPRD Surabaya temukan APD yang dipakai petugas medis berasal dari jas hujan plastik kresek”
JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Langkah pemerintah kota Surabaya guna melawan penyebaran Covid-19 terus dilakukan. Langkah previntif itu dengan penyemprotan ditempat-tempat yang disinyalir terdampak covid-19. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kota Surabaya melakukan fungsi control legslatif dengan mngunjungi Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya.
Hal ini untuk memastikan ketersediaan peralatan medis serta disinfektan yang berada di tingkat Kelurahan. perkembangan penangganan dan pencegahan antisipasi penyebaran virus corona (Covid 19) yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Bendaraha Fraksi PKB Camelia Habiba mengatakan, ini adalah bentuk cinta kemasyarakat. Pihaknya mengaku bangga bahwa kinerja kelurahan Genteng sudah melakukan SOP seperti tempat cuci tangan (Wastafel fortable, red) selain itu masker sudah tersedia bahkan minuman kesehatan telah disiapkan.
“Kita tadi mengecek stoknya apakah sudah memenuhi atau tidak,” ujar Wakil Ketua Fraksi PKB Camelia Habiba, DPRD Kota Surabaya, Selasa (24/03) di kelurahan Genteng Kecamatan Genteng Surabaya.
Kelurahan Genteng ini, menurut Wakil Komisi A ini, berada di tengah kota, kemungkinan masyarakatnya juga sudah peduli maupun pihak swasta juga ikut campur tangan dan itupun sudah bagus.
“Cuma yang terpenting adalah sosialisasi kesehatan dan kebersihan lingkungan itu yang terpenting,” katanya.
Habiba menambahkan, perlu juga disampaikan kepada RT / RW untuk tidak memposting hal yang informasinya belum jelas, sehingga kekhawatiran masyarakat tidak semakin panik.
“Ayo kita sama sama menjaga anti hoaks, bijak dalam bermedsos itu salah satu materi yang di sosialisasikan kepada masyarakat,” tegasnya.
Terkait bahan penyemprotan, Habiba menjelaskan, bahwa isu yang menyatakan bahwa bahan baku penyemprotan ini kurang ramah lingkungan karena ada gambar binatang binatang.
“Kita akan cek ke labotarium sore ini akan kita kirim ke Lab swasta yang netral sehingga nanti hasilnya akan kita publikasikan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sehingga, Pihaknya menegaskan, tidak ada lagi hoax atau informasi yang akan mencemaskan masyarakat, karena menurut Ia, ada masyarakat yang tidak mau diseprot rumahnya apalagi masjid karena ada kekuatiran ini tidak ramah lingkungan.
“Ayo kita bersama sama DPRD dan Eksekutif bersama masyarakat untuk bergandengan tangan menhadapi corona dan saya yakin corona akan berlalu,” tuturnya.
Sementara itu, Lurah Genteng Surabaya Nuriati mengaku bangga karena anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PKB Surabaya sangat memperhatikan masyarakat Genteng.
“Kedepannnya kami juga ingin bimbingan agar kami dan warga kelurahan genteng bisa memahami dan mengerti dalam sosialisasi pencegahan virus corona ini,” ujar Nuriati Lurah Genteng Surabaya.
Adanya wabah virus corona ini, Nuriati menjelaskan, bahwa warga yang meminta penyemprotan dan mereka membeli peralatan sendiri. Kelurahan membantu pengoplosannya.
Selain meninjau Kelurahan Genteng, Fraksi PKB melanjutkan ke Puskesmas Peneleh, Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya. Di Puskesmas Peneleh Fraksi PKB menemukan peratan medis yang memprihatinkan yakni Alat Pelindung Diri (APD) yang kurang memenuhi standart bahkan dinilai menyedihkan.

“Kita mendaatkan APD untuk petugas medis berupa jas hujan yang terbuat dari plastik kresek, Ini sangat menyedihkan sekali,” ungkap Habiba.
Menurutnya, ketika para pahlawan medis ini tidak dilindungi secara maksimal soal standart (SOP) operasional tidak dilakukan untuk itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk segera mengambil seluruh dana cadangan yang ada di APBD untuk diberikan apa yang dibutuhkan oleh tim medis.
“Jangan sampai tim medis ini fokus kepada masyarakat saja, justru orang yang menyelematkan masyarakat ini hingga terlupakan,” katanya.
Habiba menjelaskan, apa yang menjadi kebutuhan seperti APD yang digunakan tadi nampak terlihat seperti jas hujan ekonomis, ini surabaya jangan kebangetan padahal memakai anggaran APBD Surabaya. “Ini karena fokus ke masyarakat hingga terlengankan,” kata Habiba.
Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tim medis puskesmas peneleh dan berjanji ini akan dibawa untuk melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Surabaya. “Ini akan kita bawa untuk koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala UPDT Puskesmas Peneleh (Plt) Drg Teguh Rahayu mengatakan, mungkin soal APD ini yang kurang memenuhi standart (SOP) namun untuk masker dan Hand Sanitizer sudah standart.
“APD yang standart itu menutupi seluruh badan agar kita terlindungi dari virus,” kata Drg Teguh Rahayu sapaan akrab Drg Yayuk.
Drg Yayuk menjelaskan, meskipun APD ini belum memenuhi standart namun pihaknya berupaya untuk agar teman teman medis di garda depan ini minimal bisa terlindungi dari virus. “Karena jarak antara pasien dengan tim medis ini kurang dari satu meter saat melakukan tugasnya,” paparnya.
Untuk itu, pihaknya berharap, agar dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan APD yang standart untuk tim medis di Puskesmas Peneleh agar bisa terlindungi dari wabah virus corona (Covid-19) yang sangat mengkuatirkan. “Semoga kami bisa terlindungi juga dari virus corona ini,” pungkasnya. (JB01)