JURNALBERITA-TAMBOLAKA, PT Pertamina MOR V pastikan ketersediaan avtur untuk penerbangan di wilayah NTT, dengan mendirikan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Tambolaka di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (3/12).
General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V, Werry Prayogi menyampaikan bahwa dengan diresmikannya DPPU Tambolaka merupakan komitmen nyata dari Pertamina dalam memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh konsumen yang berada di wilayah NTT. “Pertamina harus selalu memastikan penyediaan Avtur sebagai bahan bakar pesawat sebagai energi yang dapat membuka aksesibilitas daerah-daerah kepulauan di Indonesia,” ujar Werry
Fasilitas DPPU yang diresmikan pada hari ini meliputi 4 (empat) tangki Avtur dengan kapasitas masing-masing 24.000 liter, atau total sebanyak 96.000 liter. Dengan kapasitas tersebut, mampu meningkatkan ketahanan stock Avtur di DPPU Tambolaka menjadi 17 hari. DPPU Tambolaka juga dilengkapi dengan 2 (dua) unit refueller masing-masing berkapasitas 12.000 liter untuk pengisian Avtur ke pesawat, demikian release, yang diterima media ini, Selesa (3/12)
Pembangunan dari DPPU ini sendiri merupakan hasil sinergi antara Pertamina dengan anak perusahaannya, Patra Niaga. DPPU Tambolaka mendapatkan suplai Avtur yang dikirim melalui Fuel Terminal Waingapu, yang berjarak kurang lebih 178 KM dengan menggunakan 2 unit mobil bridger dengan masing-masing kapasitas 10.000 dan 16.000 Liter.
Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Marthen Christian Taka, S.I.P,mengapresiasi pengoperasian DPPU Tambolaka ini. Pembangunan depot pesawat udara di Bandara Tambolaka merupakan langkah strategis yang diinisiasi oleh Pemerintah dan juga Pertamina, yang tentunya bertujuan untuk peningkatan pelayanan khususnya di daerah Sumba Barat Daya.
Pertamina telah memiliki 68 DPPU di seluruh wilayah Indonesia guna melayani penyediaan Avtur di bandara untuk mendukung mobilitas dan aktivitas masyarakat Indonesia dalam berbagai kegiatan, baik personal, bisnis, pariwisata, logistik, perekonomian, pertahanan keamanan, serta sosial budaya. (ERI/JB01)