JURNALBERITA – SURABAYA, Menyadari tingginya minat konsumen pada ice cream, menjadi ceruk pasar yang menggiurkan bagi produsen ice cream di Indonesia.
Menikapi kondisi ttrkini, PT Campina Ice Cream Industry Tbk (Campina) mulai melirik model digitalisasi dalam penjualannya selain melalui jalur konvensional.
Direktur Campina, Adji Andjono Purwo mengatakan, dengan inovasi Campina berharap bisa memperluas pemasaran ke kota-kota tersier dan luar Pulau Jawa.
“Tentu kita harus berinovasi dengan tren digitalisasi yang ada, karena kompetisi ice cream dengan berbagai varian sudah menjadi tuntutan konsumen, kami dituntut untuk memperluas distribusi agar tetap survive,” kata Adji saat public expose di Surabaya, Selasa (26/11).
Campina akan memanfaatkan pasar digital. Salah satunya dengan masuk ke e commerce yang sudah banyak dikenal masyarakat. “Konsumen juga bisa mendapatkan produk Campina melalui situs penjualan resminya. Dengan begitu kalau ada konsumen yang di Surabaya mau mengirimkan hadiah produk Campina untuk seseorang yang di Bandung, bisa juga bisa melalui situs kami,” jelasnya.
Sebagai produsen ice cream di Jawa Timur, disadari market ice cream Campina di Pulau Jawa belum merata, untuk itu pihaknya akan meningkatkan penetrasi pedagang eceran modern dan tradisional. Sedangkan di luar Pulau Jawa akan ditambahkan kantor-kantor distribusi di beberapa kota besar di luar Pulau Jawa.
Campina saat memiliki 61 jaringan distribusi di seluruh Indonesia. 30 diantaranya ada di Pulau Jawa dan sisanya di luar Pulau Jawa.
Sementara Presiden Direktur Campina, Samudera Prawiradjaja menuturkan Campina sekarang memproduksi 30 juta liter ice cream setiap tahunnya dan akan ditingkatkan sebesar 30 persen di tahun mendatang.
“Sampai akhir tahun 2019 Perseroan meluncurkan produk baru es krim segmen premium yaitu Gold Ribbon Cup dan stick serta segmen refreshment.” ujarnya
Tahun 2020 mesin ice cream Campina terbaru sudah mulai beroperasi,”Ini salah satu strategi Perseroan mendukung pengembangan kapasitas produksi dan meminimalkan dampak peningkatan biaya operasional melalui peningkatan output dan efisiensi.”pungkasnya.(ERI/JB01)