JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Kompetisi penjualan ritel produk fashion di beberapa pusat perdagangan di Surabaya, banyak tergerus produk impor. Pun dengan para pelaku ritel dikawasan pusat perdagangan Surabaya Utara.
Ainur Rofiq pemilik Day shop menegaskan dalam kurun lima tahun terakhir prospek bisnis ritel untuk produk fashion kalah bersaing dengan produk impor asal China. “Semua tahu barang barang asal China harganya sangat murah sekali tidak sebanding dengan ongkos produksi,”tegasnya, saat di temui media ini di JMP Satu, selasa (26/11)
Bahkan, kata Opik panggilan akrab Rofiq, sampai saat ini hanya tempat yang masih bertahan, walau omzet penjualan turun sangat drastis.
“90 persen omzet sudah turun, saya tidak tahu berapa lama lagi bertahan, dari tiga store yang ada, tinggal ini saja yang bertahan, secara matematika saya sangat rugi besar, ini karena masih melayani beberapa pelanggan di wilayah Jatim yang masih ada.”katanya pasrah
Untuk menjaga pelanggan grosir lanjut Opik, dirinya selalu memprioritaskan bila ada produk terbaru, termasuk harga sehingga tetap ada perputaran penjualan.
Pemilik gerai Day Shop dan produsen kaos Tul Jaenak, dirinya tidak memungkiri penjualan online juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi bisnis ritel fashion di pusat perbelanjaan turun pembelinya.
“Seperti mati suri keberadaan tenan disini, paling hanya menunggu waktu saja, karena sudah cukup berat untuk membayar ongkos sewa dan operasional sehari hari.”terangnya. (ERI/JB01)