Arif Fathoni : Banner Risma – Eri Pemantik Dugaan Ketidakharmonisan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya

Rahasia yang selama ini ditutup-tutupi oleh kedua tokoh papan atas di Kota Surabaya dipublis oleh oknum yang mengatasnamakan Pemkot Surabaya melalui sebuah Banner dengan gambar Walikota Surabaya dan Kepala Bappeko, Eri Cahyadi.

Karena disetiap momen dalam menjalankan program pemerintahan yang bersentuhan dengan masyarakat, saat Risma melakukan kunjungan ke luar Negeri, peran Wakil Walikota Surabaya seakan tidak tampak dan lebih dipercayakan pada anak kadernya Eri Cahyadi. Terkesan bahwa  Walikota Risma tidak percaya dengan golongan Politisi, hal ini yang dibaca dan dilihat sejumlah politisi dan akar rumput.

“Akhirnya publik mulai bertanya-tanya bahwa rahasia umum yang selama ini terjadi di Pemkot mengenai hubungan yang kurang harmonis antara Walikota dan wakil walikota, ya publik akhirnya bisa membenarkan, oh ternyata benar terjadi disharmonisasi antara Walikota dan wakilnya,” papar Thoni, Rabu (13/11) ditemui diruang fraksi partai Gerindra Golkar.

alasan yang cukup sederhana, kata Thoni,  kenapa dirinya bisa meraba-raba bahwa telah terjadi disharmonisasi antara Walikota dan Wakilnya. Jawabannya, munculnya banner Risma-Eri sebagai pemantik reaksi tersebut.

“Karena apa? Karena di baliho tersebut tidak ada foto Wakil Walikota. Nah, padahal kalau kita melihat sosialisasi program Kabupaten/kota yang lain pasti menampilkan Bupati-Wakil Bupati atau Sekda. Nah, ini (banner Risma-Eri) Walikota dan Kepala Bappeko menurut saya, ya kurang pas,” tegas Thoni

Apalagi tuturnya, saat ini Bursa Pilwali kota Surabaya sudah mulai ramai dibicarakan, bahkan beberapa tokoh mulai sibuk sosialisasi ke bawah, maka munculnya Banner tersebut akan sulit sekali dipisahkan dari kepentingan politik. “Orang kemudian, susah untuk tidak mengkaitkan ini dengan kepentingan Pilwali tahun depan,” ujarnya.

Satpol PP membongkar Baliho Risma-Eri

Viralnya Banner Risma-Eri mengajak Arif Fathony berselancar menuju sidang Paripurna yang digelar beberapa waktu lalu. Kala itu Fraksi Partai Golkar, Fraksi PKB, dan Fraksi Demokrat-Nasdem menumpahkan kritikannya didalam Pandangan Umum (PU) Fraksi. Dalam PU tersebut, utamanya Fraksi Golkar mengingatkan Walikota Surabaya agar diakhir masa jabatannya APBD tidak disalahkangunakan untuk kepentingan politik menjelang pelaksanaan Pilkada.

“Sekarang ketika kami mengingat, menagih komitmen Bu Risma agar menjaga kemurnian APBD tidak digunakan kepentingan kontestasi. Ini sebenarnya, kita mengingatkan Wali agar kepentingan politik tidak mengalahkan urusan pemerintahan,” tukasnya.

Belum satu bulan Pandangan Umum Fraksi Golkar dibacakan dan ditanggapi oleh Walikota disidang Paripurna, DPRD Surabaya. Tiba-tiba viral banner Risma-Eri yang belum diketahui siapa pemasangnya.

“Yah, dari aspek Pemerintah apa yang dikhawatirkan oleh fraksi-fraksi dalam pandangan akhir atau pandangan umumnya itu, kalau banner itu dipasang oleh Pemkot Surabaya, maka apa menjadi kekhawatiran kami, terbukti,” kata Arif Fathoni.

Terbukti, Iya terbukti tegasya, kalau anggaran pemasangan Banner tersebut bersumber dari APBD. Tapi kalau banner itu dipasang simpatisan (anggaran non APBD) maka itu, sah-sah saja, meski menurutnya tetap saja melanggar azas kepantasan.

“Karena kalau itu bersumber dari Pemkot untuk mensosialisasikan capaian program, mestinya foto yang dipasang foto walikota dan wakilnya. Nah, kalau kemudian program sosialisasi itu memasang foto Walikota dengan kepala Bappeko, menurut saya tidak elok dan tidak pantas,” jelasnya. (JB01)

Next Post

Trending

No Content Available

Pilihan Redaksi

No Content Available

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.