JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Pasar Loak merupakan pasar miliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pemerintah kota Surabaya dalal pengelolaan Perusahaan Daerah PD Pasar Surya Surabaya. Pasar loak adalah pasar yang menampung para pedagang barang-barang rongsokan besi tua dan berbagai onderdil berada di jalan Demak, Surabaya.
Pasar Loak tiga bulan yang lalu hanya mampu menerima pendapatan Retribusi stan sebesar Rp 18 juta per bulan atau 30 persen. Namun kali ini pendapatannya meningkat signifikan menjadi sekitar Rp 32 juta per bulan atau naik 50 persen dari tiga bulan sebelumnya, disampaikan Kepala Unit pasar Loak, Sukarman saat ditemui dikantornya, Rabu (23/10).
“Saat ini pendapat kami mengalami kenaikan yang signifikan yang mencapai 50 persen. Jika dibanding dengan 3 bulan yang lalu yang hanya 30 persen atau Rp 18 juta yang kami setorkan ke pusat,” tegasnya.
Kenaikan ini tentunya diimbangi dengan hasil kerja keras teman-teman bagian penagihan dan ditunjang oleh adanya surat tegoran yang kami kirim ke setiap penyewa stan sang ada, imbuhnya.
“Dengan surat teguran itu saya rasa sangat efektif, ya buktinya kami mampu mengolek tagihan retribusi mencapai 50 persen dari jumlah siswa an yang ada di pasar Loak,” terangnya.
Sedangkan jumlah stan yang ada dipasar Loak ini jumlahnya mencapai 1502 rekening yang terbit dengan nominal Rp 64.243.150,- bisa tertagih 752 lembar dgn nominal Rp 32.552.050,-
“Alhamdulilah dari jumlah stan tersebut, hampir 752 stan dapat tertagih,” papar pria yang sudah 4 tahun menjadi Kepala Unit pasar Loak.
Sukarman menambahkan, sebelumnya petugas yang melakukan penagihan dilapangan jumlahnya 5 petugas. Namun saat ini hanya 3 petugas saja, artinya apa. Jumlah petugas juru tagih saat ini lebih efektif serta ditunjang dengan sistem yang kami jalankan.
“Sebelumnya kami punya 5 orang juru tagih, sekarang malah tinggal 3 orang. Tapi input yang perolehan jauh lebih besar dari sebelumnya,” ujarnya.
Sukarman juga menyebutkan, bahwa dirinya pernah melakukan inovasi dengan meminta bantuan pusat untuk pengadaan speaker. Namun permintaan tersebut hingga kini belum terealisasi.
“Pernah kita ngajukan pengadaan speaker, namun belum terwujud sampai sekarang. Fungsinya untuk memanggil para tertunggak hutang untuk datang kekantor guna menyelesaikan tunggakan nya,” pungkas Sukarman. (JB01)