JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Pasangan Toni-Jeje menjadi tranding topik perbincangan dikalangan anak muda Surabaya. Keduanya, dianggap menjadi representasi kalangan anak muda. Bahkan, Kaukus Muda Surabaya memasang baliho di sejumlah titik di Kota Surabaya, seperti di Jalan Indrapura, Ngagel, Kartini, Jemursari dan lainnya.
Baliho dukungan untuk kedua legislator muda dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) Arif Fathoni dan Juliana Eva Wati (Toni-Jeje) seakan menjadi kebutuhan keterwakilan anak muda di kota ini untuk maju sebagai pasangan bakal calon walikota (Bacawali) dan wakil walikota (Bacawawali) di Pilkada Surabaya 2020 nanti.
“Baliho yang beredar menandakan sehatnya demokrasi di Kota Surabaya ini,” kata Ketua Kaukus Muda Surabaya Ahmad Tuefel Efendi, Senin (23/9).
Arif Fathoni, yang kerap dipanggil Toni lahir di Lamongan – Jawa Timur. Dia adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya. Selain itu, Toni juga sebagai politikus di Partai Golkar dan juga sebagai advokat.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini, diberikan kepercayaan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD kota Surabaya pada periode 2019-2024.
Sedangkan Juliana Eva Wati, perempuan yang memiliki keturunan darah Madura dari sang Ayah ini biasa dipanggil ‘Jeje’. Dia adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang genab berusia 26 tahun pada bulan Juli kemaren.
Sejak kuliah ‘Jeje’ aktif di BEM Unair sehingga mengantarkan dirinya masuk PAN dan kini menjadi anggota DPRD Surabaya periode 2019-2024 paling muda. Jeje yang juga mantan Ning Surabaya 2013 ini menjadi idola anak muda Surabaya.
Menurut Tuefel, pihaknya sebenarnya tidak memandang sosok calon walikota dan wakil walikota dari kalangan muda atau tua, melainkan demokrasi di Kota Pahlawan ini mempersilahkan siapapun untuk berkompetisi di ajang Pilkada Surabaya 2020.
Regenerasi kepemimpinan di Kota Surabaya, lanjut dia, bukan hanya diperuntukkan bagi para elit atau stakeholder sebelumnya, melainkan juga ditujukan kepada seluruh warga kota ini, khususnya untuk para politikus muda seperti Toni dan Jeje.
“Yang terpenting siapapun yang akan mencalonkan di Pilkada Surabaya 2020 mempunyai visi dan misi yang lekat dengan kebutuhan warga Surabaya hari ini. Jadi sah-sah saja apabila banyak baliho Mas Toni dan Mbak Jeje yang beredar di Kota Surabaya karena demokrasi di Surabaya mempersilahkan hal itu dan kedua sosok keduanya ini mempunyai jiwa ‘arek’ (wani) dan mempunyai visi dan misi yang jelas,” katanya.
Menanggapi hal itu, Arif Fathoni mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kalangan anak muda Surabaya kepada dirinya. Namun saat ini ia masih menunggu dan melihat kondisi politik jelang Pilkada Surabaya.
“Kami juga masih menunggu lampu hijau dari partai. Kalau diizinkan maju, sebagai kader saya siap maju,” katanya. (ANT/JB01)