JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Belum genap sebulan anggota legislatif DPRD kota Surabaya dilantik pada 24 Agustus 2019 yang lalu. Bank Jatim melirik pasar anggota DPRD sebagai sasaran penyaluran kredit. Mereka mengutus marketing untuk jemput bola dengan mendatangi kantor dewan di jalan Yos Sudarso, Surabaya. Tujuannya untuk menawarkan jasa pelayanan kredit dengan syarat yang sangat mudah bagi anggota dewan yang membutuhkan pinjaman.
Bank Jatim menawarkan jasa pinjaman pada anggota dewan dengan fasilitas khusus, seperti bunga pinjaman yang rendah, tidak pakai jaminan aset tetap (rumah, atau surat berharga lainnya, red). Cukup dengan SK pelantikan mereka sudah dapat pagu kredi hingga miliaran rupiah.
Terhadap pinjaman fasilitas khusus yang ditawarkan Bank Jatim pada anggota dewan itu, Direktur Goverment & Parlemen Watch yang juga mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019, Vinsensius atau yang lebih dikenal dengan panggilan Awey mengatakan, terkait pinjaman yang ditawarkan pihak Bank Jatim pada anggota legislatif DPRD kota Surabaya adalah hal yang wajar. Aksi mengagunkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan wakil rakyat sebaiknya tidak hanya dipandang satu sisi saja.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang menjadi motivasi seseorang untuk menjadi wakil rakyat, yang duduk sebagai anggota DPRD, baik Kota maupun Provinsi ataupun Kabupaten.
Awey menguraikan, mereka berangkat dari latar belakang motivasi yang berbeda untuk menjadi anggota legislatif. Ada yang karena pengabdian, ada yang karena aktualisasi diri dan ada pula yang mencari status atau pun mencari nafkah.
“Ketika mereka mengejar impian tersebut, ada banyak biaya politik yang dikeluarkan, dan itu tidak sedikit. Apalagi motivasinya untuk menang. Cara apapun mereka akan tempuh guna mencapai tujuannya itu,” papar Awey.
Lanjut dia, ada cara yang baik dan ada yang tidak baik. Ada yang modalnya meminjam, jual aset, ada banyak cara untuk bisa berangkat nyaleg.
Saat sudah terpilih menjadi Legislatif, sambung Awey, maka langkah yang dilakukan sekelompok orang adalah bagaimana bisa melakukan upaya supaya mengembalikan modal saat nyaleg. Salah satunya dengan mengajukan pinjaman dengan agunan SK di Bank Jatim.
“Dengan jalan meminjam itu, bisa dipakai untuk menutup biaya kampanye pencalegkan atau untuk usaha,” ucap dia.
Yang susah imbuh Awey, jika mereka mengajukan pinjaman untuk keperluan konsumtif. “Ini, yang menurut saya jangan dilakukan,” himbau Awey.
Kondisi ini, yang dibaca oleh pihak Bank Jatim untuk menggulirkan rasio kredit perbankan supaya meningkat. Disisi lain, imbuh Awey, kondisi ini (kemudahan kredit, red) pula yang bisa menjadi salah satu jawaban bagi anggota dewan terpilih menjadi solusi dari problem finasial yang mereka hadapi.
“Penawaran dari bank pemerintah bagi mereka itu cukup menggiurkan,” tulasnya.
Cara pengajuannya juga sangat mudah, plus suku bunga rendah. Cukup dengan menjaminkan SK pengangkatan sebagai anggota dewan, pinjaman akan dicairkan hingga miliaran rupiah nilainya
“Yang menyediakan hanya Bank Jatim, di bank lain tidak ada fasilitas itu. Saya juga dulu ditawari, jadi ada marketingnya yang datang kekantor dewan. Tapi saya tidak pinjam, karena saya belum butuh waktu itu,” kata Awey.
Syarat tersebut sangat mudah, bahkan tidak perlu ada jaminan seperti misalnya di bank lain jika menawarkan pinjaman kredit harus ada jaminan aset, seperti rumah, mobil atau aset tidak bergerak lainnya. Sedangkan anggota dewan tidak diwajibkan untuk syarat tersebut, cukup selembar SK pengangkatan saja, pungkasnya. (JB01)