JURNALBERITA.ID – SURABAYA, Batik merupakan warisan seni budaya bangsa Indonesia. Bahkan pada tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Penetapan hari Batik Nasional berawal dari penetapan batik oleh UNESCO, sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional pada 2 oktober. Hal ini dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.
Batik pertama kali mulai diperkenalkan oleh Presiden Suharto, saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Meskipun demikian, diakuinya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh dunia, tidak serta merta diperoleh. Batik sempat hampir ditinggalkan oleh masyarakat, termasuk generasi muda.
Pada akhirnya, batik hampir saja diklaim oleh negara Malaysia.Saat itulah seolah masyarakat menjadi tersadar, bahwa batik adalah warisan leluhur yang harus dilestarikan.
Berbagai corak dan ragan Batik yang ada di bumi pertiwi ini. Batik telah menunjukkan warna dan keberaneka ragam karater dan corak yang ditampilkan dalam seni membatik.
Pengusaha muda asal kota Sumenep Madura, Jawa Timur, Rony Iswahyudi begitu mencintai warisan seni budaya Batik tulis. Beliau mulai kenal dengan seni budaya Batik sejak tahun 2007.
Pada media ini Rony pun mulai menceritakan menekuni bisnis Batik. Pilihanya pada Batik Tulis Madura dengan label Batik Tulis ‘GENTONG’ Madura. Usianya yang relatif masih mudah namun kecintaan akan seni Batik tidak perlu diragukan. Sebagai generasi muda bangsa, Rony memilih menjadi Pengusaha Batik tulis.
Awalnya dia hanya sebagai karyawan pada sebuah instansi swasta yang bergerak dalam bidang keuangan. Pada akhirnya Rony memutuskan untuk berhenti.
Tidak memiliki latar belakang pengusaha, Rony pun memberanikan diri untuk terjun di dunia bisnis sebagai pengusaha Batik Tulis dwngan merk dagang ‘Batik Tulis Gentong Madura’.
“Awalnya saya hanya sebagai Reseller selama 2 tahun. Ya selama 2 tahun saya mampu menjual 100 hingga 300 lebar kain batik tulis,” papar Rony pada media ini, Kamis (11/4) ditwmui dikawasan Jemursari, Surabaya.
Akhirnya lanjut dia, untuk mencari tahu proses membatik dari pengrajin batik yang ada di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
“Tahun 2009 saya memutuskan untuk merangkul para pengrajin batik tulis yang ada di Pamekasan,” terangnya.
Apa yang membedakan batik tulis anda dibanding batik tulis lainnya ?
Batik yang kami produksi merupakan batik limited edison. Karena kami melayani pesenan sehingga produksinya dengan corak yang terbatas, urainya.
“Corak, warna yang kuat dan karakter merupakan ciri khas batik yang kami produksi,” ujar Rony.
Berapa produksi yang dihasilkan dalam satu bulan ?
Dalam sebulan Rony mengaku memproduksi 300 sampai 500 spes lembar batik tulis. Dan untuk pemasarannya sudah tembus pasar Australia. Bahkan batik produksinya sempat dipesan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Soal harga per spes lembar kain Batik tulis Gentong dijual berapa ?
Terkait harga jual tergantung dari proses pengerjaan batik itu sendiri. Semakin rumit dan memakan waktu yang panjang maka harganya akan semakin mahal. Dan corak yang semakin rumit juga mempengaruhi kualitas batuk itu sendiri, harganya pun mengikuti, jawabnya.
Selain itu sambung dia, harga juga ditentukan dari bahan yang dipakai. Semakin bagus bahan yang kami pakai, maka harganya juga semakin mahal.
“Kalau yang biasa proses pembuatanya hanya butuh waktu 1 hingga 2 hari sampai finising harganya kami bandrol Rp 300 ribu hingga Rp 750 ribu. Tapi yang mahal kami jual dengan harga Rp 1,5 juta sampai Rp 3,5 juta,” tegas Rony.
Apa keistimewaan Batik tulis yang anda hasilkan ?
Batik kami produksi memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan batik tilis lainnya. “Batik kami jika dicuci maka warnanya akan semakin terang, bukan malah busam atau pudar warnanya. Warnanya akan semakin terang dan cerah,” ujar dia.
Ini yang membedakan Batik Tulis Gentong Madura dengan batik-batik yang ada diluaran sana, urainya.
Editored Cheif : Hasan N Rahmad