“Ada sektar 14 rumah warga di sini sejak lama belum teraliri jaringan PDAM. Kami sudah mengajukan ke PDAM tapi sampai saat ini,” kata Ketua RT 9, RW 12, Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Mat Kirom, Selasa.
Menurut dia, PDAM belum bisa memasang sambungan baru karena tidak ada jaringan pipa arteri yang masuk di perkampungan. Untuk itu, ia berharap kepada Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini PDAM Surya Sembada agar memasang jaringan pipa arteri.
“Kalau sudah ada pipa arteri yang masuk di gang-gang, maka warga baru bisa memasang sambungan baru,” ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, kebanyakan warga setempat menggunakan air yang bersumber dari sumur bor yang rasanya asin untuk keperluan sehari-hari. Tentunya, kata Kirom, air dari sumur tersebut kurang sehat karena sering kali warga mengalami gatal-gatal.
“Kami minta tolong agar pemerintah pemasangan jaringan pipa arteri di sini,” katanya.
Hal sama juga dikatakan Sumarsono, Ketua RT 10, RW 12 Kelurahan Ujung. Ia mengatakan ada sekitar 10 warga di RT-nya yang sejak bertahun-tahun belum teraliri sambungan air PDAM.
“Kalau permintaan sudah sering tapi karena jaringan tidak ada, PDAM tidak bisa memasang. Warga diminta mengajukan ke PDAM secara kolektif. Tapi setelah diajukan tetap belum bisa,” katanya.
Mendapati hal itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Syaiful Aidy mendatangi sejumlah warga yang tidak teraliri sambungan air PDAM itu. Menurutnya, PDAM punya target pemasangan jaringan 100 persen di seluruh Surabaya.
“Makanya saya bantu memfasilitasi PDAM supaya bisa mengetahui tempat-tempat yang belum teraliri PDAM,” katanya.
Menurut politikus PAN ini, dua RT di Kelurahan Ujung ini adalah salah satu contoh yang belum teraliri oleh jaringan pipa PDAM. Tentunya, lanjut dia, jika itu bisa disikapi pihak PDAM, maka program PDAM untuk menapai jaringan 100 persen akan cepat teralisasi.
“Sekarang ini kan baru 98 persen. Tentunya PDAM harus jemput bola dengan menelusuri perkampungan warga agar tau mana yang belum teraliri jaringan PDAM,” katanya.
Sementara itu, Supervisor Pemasangan Sambungan Air Wilayah Surabaya Timur PDAM Surabaya, Syaiful mengatakan pihaknya sudah sering mensosialisasikan program PDAM tersebut kepada warga dalam beberapa kegiatan baksos.
“Kalau ada warga di dua RT Kelurahan Ujung ini belum terpasangan sambungan air, itu karena status tanah yang dipakai warga milik PT Kereta Api. Ini yang tidak bisa kita bantu,” katanya.
Namun, lanjut dia, kalau ada rumah warga yang statusnya jelas maka pihaknya akan mengupayakan agar segera memasang jaringan pipa tersiar di perkampungan. “Ini memang urusannya dengan PDAM, kami akan mensuplai jaringan secara gratis mulai dari pipa, aksesoris, pembokaran paving, pengalian, pengurukan hingga rekondisi,” katanya.
Mengenai warga yang tinggal di lahan PT KA, lanjut dia, sebetulnya bisa diatasi dengan program master meter yang bertujuan untuk meningkatkan akses air PDAM yang ditujukan kepada warga yang berpenghasilan rendah bertempat tinggal di wilayah/lokasi yang lokasinya secara teknis maupun adminsitratif tidak dapat dilayani PDAM Surabaya.
“Artinya di perkampungan itu dibuat komunal, baru kemudian ditarik internal untuk orang banyak,” katanya.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada Mujiaman sebelumnya mengatakan ada tiga program yang diluncurkan PDAM ini memberikan kado istimewa untuk warga Kota Pahlawan dalam rangka memperingati HUT ke-726 Surabaya.
Ia menjelaskan tiga program baru itu meliputi pertama, diskon pasang baru sambungan rumah. Awalnya, lanjut dia, biaya pasang baru ini sebesar Rp1.750.000. Dengan program baru ini, maka biayanya disesuaikan dengan besaran daya listrik rumah warga itu.
Khusus untuk rumah warga yang listriknya 450 watt, lanjut dia, maka biaya pasang barunya cukup Rp200 ribu, yang 900 watt biaya pasang barunya cukup Rp300 ribu, yang 1.300 watt biaya pasang barunya cukup Rp600 ribu, dan yang 2.200 watt biaya pasang barunya cukup Rp1 juta.
“Biaya Rp200 ribu itu sebenarnya bukan biaya pemasangan, tetapi lebih pada bukti minat untuk memasang air PDAM. Dengan membayar itu berarti mereka ingin dilayani serta bersedia membayar tagihan rekening airnya setiap bulannya. Ini ringan sekali karena biayanya hanya itu aja, tidak ada lagi. Kalau ada biaya lagi berarti itu pungutan aneh-aneh,” ujarnya. (JB01)